This is default featured post 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Minggu, 21 Agustus 2011
Jalur Mudik 2011 Menjejak 3 Pulau
Jumat, 19 Agustus 2011
Coming Soon Again
Insya Allah akan segera hadir di Banjarmasin "Lembaga "Pengembangan" / "Pendidikan" Bahasa dan Al-Qur'an"
LPBA AL 'IZZAH, Li'izzil Islam wal Muslimin
terimkasih atas partisipasinya,,,
Kamis, 11 Agustus 2011
Pertanyaanya Adalah Permintaan
Beberapa kali Ibu telpon, dengan pertanyaan apakah Aku akan pulang atau tidak lebaran kali ini...
Ku jawab aja "Insya Allah Ma', doakan ada rezeki"
Pantas sekali bila beliau bertanya seperti itu, dan sebenarnya, dari pemilihan intonasi yang beliau pilih sebenarnya merupakan ungkapan permintaan agar Saya bisa pulang tahun ini,,, Begitu juga dengan kakak dan ayah,,, hal yang sama juga terjadi pada mereka... Namun sedikit berbeda dengan kakak dan ayah biasanya mereka menambahkan, "ya kalo ga ada uang ga usah aja"...
Dari jawaban yang Saya pilih, Saya tidak mengiyakan dan tidak juga menidakkan, karena Saya berencana ingin memberi kejutan buat keluarga di rumah,,,
Entahlah, akhri-akhir ini perasaan agak sering kacau, perihal keluarga di rumah, apalagi orang tua yang sudah bisa dibilang nggak muda lagi, ibu dengan sakitnya begitu juga dengan ayah...
Perasaan takut kehilangan dan perasaan lainya merupakan hal yang wajar terjadi, apalagi bagi Saya yang jauh dari keluarga, perihal umur memang sudah ada yang mengatur semuanya adalah hak prerogatif Allah, semuanya adalah kuasa Allah,,, Ayah dan Ibu yang sudah mencapai 57 dan 55 tahun, Ibu dengan jantungnya yang lemah, Ayah dengan kolesterol memang sudah tidak sesehat dulu, namun keadaan sangat mungkin berbalik 180 derajat, siapa tahu Saya yang terlihat sehat wal'afiyat bisa mendahului mereka,,, Allahu a'lam,,, manusia hanya bisa melakukan yang terbaik dalam hidupnya... Allahlah Maha Tahu... Tawakkaltu 'alallah walaa haula walaa quwwa illaa billah.
Ibu, anakmu sudah berencana ingin berhari raya bersama keluarga di rumah, karena sejak anakmu merantau baru sekali berhari raya di rumah bukan? Anakmu sudah sangat merindukan keluarga di rumah...
Kemaren Ibu telpon, lagi-lagi dengan pertanyaan yang sama, namun kali ini Beliau memberikan berta gembira bahwa adek sudah melewati masa-masa menegangkan untuk kenaikan kelasnya menuju kelas 5 aliyah, hal yang paling membanggakan adalah adek Saya bisa naik kelas dengan darojah imtiyaz,,, waaahhh, luar biasa "gumam Saya dalam hati" hhhmmm,,, seumur-umur Saya selaku kakak yang sering ngasih nasehat belum pernah mendapat nilai itu selama di pesantren kecuali di SMP yang selalu 3 besar meskipun beberapa kali pernah masuk 9 besar,,, Yaaahhh bagus lah,,, Berarti entar kalo jadi beliin baju gamis sekalian buat hadiah kenaikan kelas aja yaa,,, Amien,,, tapi bingung mau beliin yang kaya gimana, sekarang aja udah ngga tergambar lagi seperti apa adek Saya,,, ntar konsultasi ke umi aja dulu soalnya beliau yang akhir-akhir ini bertemu dengan adek Saya...
Sangat pantas bila Saya memberikan hadiah untuk Adek Saya, karena kemaren saat ibu bercerita beliau terdengar sangat gembira, berbeda sekali dengan beberapa waktu lalu saat beliau mendengar bahwa kelulusan Saya tertunda... Kekecewaan beliau sangat terasa saat itu, belum lagi dengan kekhawatiran yang terucap dari lisan beliau perihal sesuatu dan seseorang...
Shubhanalloh, alhamdulillah adek Saya bisa membayar semuanya, Sayapun memiliki segudang harapan teruntuk adek tercinta, yakni agar kelak bisa bersama-sama menjadi pejuang Islam dengan ilmu yang diperolehnya selama di pesantren, mengkanya dari kemaren Saya meminta agar dia bisa sering-sering nulis tulisan ilmiah,,, dan alhamdulilah sekarang adek Saya menjadi anggota salah satu kelompok kajian ilmiah di pesantren... Dia juga mulai meniggalkan kegemarannya dalam kegiatan kepramukaan, namun masih bisa aktif untuk kegiatan PMR, dengan obsesinya masuk dalam sekolah keperawatan setelah lulusnya kelak... Amien... kakakmu selalu mendoakan...
Telpon Ibu, Ayah, dan Kakak...
Hal-hal yang pasti terjadi saat beliau telpon:
- Lagi ngapain?
- Lagi dimana?
- Sesekali "sudah makan?", "Kamu makan dimana?"
- Pembicaraan sesuai tema,
- Menanyakan kabar dari seseorang.
- Menanyakan keluarganya.
- Kakak biasanya sering ngurusin rambut, yang paling geli kalo ngeliat rambut Saya panjang "Rambut kamu sekarang pendek khan?"... heeee...
- Berpesan agar berhati-hati saat naik motor
Namun lebaran kali ini kakak Saya yang nomor dua ngga bisa berhari raya bersama keluarga, soalnya beliau baru saja pindah ke Balik papan, insya Allah kalo ada rezeky Saya akan datang ke sana sekalian mau ketemua sama keluarga dari Ibu, Pak De, Bu De dan sodara-sodara yang lain,,, Insya Allah habis lebaran... Amien...
Rabu, 10 Agustus 2011
Still Ringing And Will Be Ringing
Bukan luka, bukan duka
Aku tidak membiarkan luka menganga di tubuhku, karena aku tak pernah merasa ada luka selama ini, hal ini hanyalah fase yang harus ku lewati menuju fase yang lain, namun hanya saja kebetulan agak terasa sedikit berbeda dimana aku harus belajar untuk menyesuaikan diri dengan keadaan ini. Dalam hidup memang tak selamanya indah, ada suka ada duka... Inipun bukanlah duka yang membuatku sedih berkepanjangan, namun saja ini hanyalah bentuk pembelajaran dan ujian dari Allah karena ku yakin untuk hal yang baik pasti akan mengalami berbagai macam ujian dan tempaan hingga nantinya aku benar-benar siap menjalani semuanya. Dalam ujian ini paling tidak membuatku sadar bahwa segala sesuatunya harus kita kembalikan pada Sang Maha Kuasa, karena memang Dialah tempat bergantung, tempat meminta segalanya...
Menapak lembaran hikmah
Dalam perjalanan ini kitapun akan mengukir lembaran demi lembaran hikmah, yang bukan berarti akan kita tinggalkan begitu saja. Tidak, semua itu akan menjadi pelajaran yang sangat berharga kemudian harinya. Baik kita sendiri maupun orang lain. Memperjuangkan susuatu yang sangat berarti dalam hidup merupakan hal yang sangatlah mulia bagiku, masih inget dengan qoidah fiqhiyah yang tentang berlomba-lomba dalam kebaikan?, aku yakin inilah bentuk ibadah, karena Allah tak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu merubahnya dengan sendirinya. Mataku akan tetap tajam menatap jauh kedepan, kan ku gantungkan tinggi harapan itu hingga nantipun aku tak akan pernah ada sesal di hatiku. Karena memang sangatlah berarti bagiku. Tak akan ku biarkan lembaran hikmah itu menjadi lembaran-lembaran usang tak berarti atau bahkan tertoreh lukisan kotor yang kubuat. Semuanya telah kubingkai dengan niat menyempurnakan separuh dienku, semata-mata sebagai upaya penyempurna ibadahku kini dan nanti. karena ku yakin hanya engkau yang bisa mendampingiku. Mengingat begitu banyak yang hendak ku perjuangkan bersamamu, perjuangan ridlo Allah dalam segala perbuatan untuk diri, keluarga, dan untuk dien Islam. Ya Allah Bukalah jalan Firdaus-Mu bersama orang-orang yang hamba sayangi...
Hanya masalah waktu
Semuanya terletak pada permasalahan waktu. Ya, hanya waktu, ku yakin semua ini akan berakhir dengan akhir yang indah pada waktu yang tepat, untuk itupun aku tak akan pernah menyia-nyiakan saat ini untuk hal yang sia-sia. Akan ku persiapkan segalanya, hingga nati aku tidak menjadi orang yang konyol.
Ya Allah, di bulan ini, Ramadhan yang Engkau agungkan dengan nuzul Qur'an dan lailatur qadr... Hamba yakin Engkau akan mengijabah doaku karena Engkaulah Dzat Yang Maha Pemberi atas segala pinta...
Yaa Allah dengan segala kerendahan hati, hamba mengemis kepada-Mu... ijabahlah doa hamba Ya Allah,,,
Ya Allah begitu besar cinta hamba padanya, jadikanlah cinta-Mu sebagai muara cinta ini...
Ya Allah begitu agung cita hamba bersamanya, berikanlah hamba kemampuan untuk merengkuh cita itu, karena cita hamba hanyalah ingin memuliakan dien-Mu, Ya Allah jadikan diri sebagai pengemban dakwah agama-Mu yang senantiasa istiqomah dengan khittah Nabi-Mu...
Ya Allah Yaa Rabb,,, hamba sangat membutuhkan sosok itu, menemani hamba melewati bahtera hidup ini... bersama memperjuangkan dien-Mu merengkuh ridlo-Mu, memperjuangkan cita itu...
Ya Allah Yaa Rabb,,, jagakanlah hati ini, tenangkanlah segala bentuk kegelisahan, lapangkanlah segala bentuk kesulitan, dan bukakanlah segala bentuk ketertutupan,,,
Ya Allah Yaa Rabb, Engkaulah Maha kuasa atas segalanya, kabulkanlah permintaan hamba...
Yaa Allah Yaa Rabb, tunjukilah hamba jalan yang lurus, jalan yang penuh akan ridlo-Mu,,,
Yaa Allah Yaa Rabb, anugerahkanlah kepada kami kesabaran dan keikhlasan dalam menjalankan segala ketetapan-Mu...
Yaa Allah Yaa Rabb, anugerahkanlah kepada kami kesempurnaan iman, keluasan ilmu sehingga dengannya kami bisa mengukuhkan diri ini sebagai hamba-Mu yang senantiasa beramal sholeh
Yaa Allah jauhkanlah hamba dari perbuatan sia-sia, buruk sangka, dan perbuatan yang menjauhkan hamba dari ridlo-Mu... Amien...
اللهم يسر و لا تعسر, إن تيسير كل عسير عليك يسير... امين
Rabu, 03 Agustus 2011
TEMPO Interaktif, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama akhirnya meneken Rancangan Undang-Undang yang mengesahkan batas maksimum utang baru Amerika Serikat (debt ceiling). Penandatanganan naskah RUU itu sekaligus membuat Amerika terhindar dari status gagal batar utang (default).
"Kami telah berbuat sebisa mungkin untuk membangkitkan ekonomi negeri ini dan membawa Amerika kembali produktif," kata Obama saat mengumumkan pengesahan utang baru itu di Washington.
Seperti dikutip kantor berita Associated Press, Obama meneken RUU itu tak lama setelah DPR Amerika Serikat melakukan voting atas RUU ini di Capitol Hill, Washington DC, Senin malam waktu setempat atau Selasa, 2 Agustus 2011 waktu Indonesia. Voting itu menghasilkan 269 anggota DPR mendukung, sedangkan 161 menentang.
Penandatanganan naskah RUU itu, dilakukan pada 2 Agustus 2011 waktu Washington DC. Keputusan itu sungguh krusial karena berlangsung mepet, hanya sehari menjelang tenggat waktu pembayaran utang pemerintah Amerika kepada kreditur, terutama pemegang obligasi, yaitu 2 Agustus 2011 waktu setempat.
Soal batas utang ini akhirnya bisa diselesaikan setelah melalui perdebatan alot selama berminggu-minggu di Kongres antara kubu Demokrat pendukung pemerintah dengan kubu Partai Republik yang beroposisi. Kompromi terjadi setelah Obama melobi John Boehner, Ketua DPR dari Partai Republik melalui telepon.
Dengan penandatanganan RUU ini, Kongres mendukung proposal pemerintah untuk menaikkan batas utang maksimum sebesar US$ 2,4 triliun. Utang maksimum AS saat ini sebesar US$ 14,3 triliun. Dengan demikian, batas ini menjadi naik jadi US$ 16,5 triliun.
Meski begitu, kubu Republik yang menguasai mayoritas DPR memberikan catatan, pemerintahan Obama diminta menghemat anggaran sebesar US$ 2,3 triliun selama 10 tahun. Sebuah komisi khusus akan dibentuk untuk membahas pos mana saja yang akan mengalami penghematan.
Andai lobi dengan kubu republik itu gagal, maka pemerintahan Obama dianggap gagal menjaga citra Amerika di mata para kreditur karena Amerika dianggap berisiko gagal membayar utang.
Namun, pemerintahan Obama masih harus memikirkan bagaimana mengetatkan anggaran seperti yang disyaratkan Kongres. Obama sendiri berharap kubu oposisi mau berkompromi dan bersedia menyetujui usulan pemerintah untuk menaikkan pajak. Kenaikan itu diharapkan bisa menjadi solusi pemerintah untuk membayar utang baru dan mengatasi defisit anggaran.
Usulan kenaikan pajak itu masih jadi perdebatan di Kongres. Kubu Republik yang didukung para pengusaha merasa keberatan. Sebaliknya mereka menyoal pemerintahan Obama yang tidak efisien dan boros anggaran, terutama dalam subsidi layanan sosial dan kesehatan bagi rakyat.
http://www.tempointeraktif.com/hg/amerika/2011/08/03/brk,20110803-349753,id.html
Hukum Memanggil Isteri atau Suami dengan Ibu atau Ayah
Assalamu'alaykum ustadz..
Apa hukumnya memanggil suami/istri dengan sebutan papah/mamah atau umi/abi atau yan sejenis dg itu? Karena saya pernah mendengar bahwa itu dihukumi menyamakan suami/istri dg orang tua, sehingga konsekuensinya seperti berzina dengan orang tua? Bagaimana sunnah mengajarkan etika memanggil pasangan?
Ummu Fatih
Jawaban
Waalaikumussalam Wr WbUmmu Fatih yang dimuliakan Allah swt
Pertama :
Perkataan seorang suami kepada istrinya : kamu ummi (ibuku) atau ukhti (saudara perempuanku) atau ya mama mengandung zihar akan tetapi terjadi atau tidaknya zihar tersebut tergantung dari niatnya, berdasarkan sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya amal tergantung dari niat dan tiap-tiap orang tergantung dari apa yang dia niatkan” Muttafaq alaihi
Pada umunya seorang suami mengatakan seperti kata-kata diatas umtuk sebuah kelembutan atau penghargaan sehingga tidak terkategorikan sebuah zihar yang menjadikan istrinya haram bagi suaminya.
Ibnu Qudamah –semoga Allah merahmatinya—didalam kitab “al Mughni (8/6)—mengatakan,”Apabila seseorang mengatakan : Kamu bagai ummi atau seperti ummi dan jika ia meniatkan zihar maka terjadi zihar maka ia adalah zihar, menurut pendapat kebanyakan ulama. Sedangkan jika dia meniatkan sebuah kemuliaan dan penghargaan maka ia bukanlah zihar walaupun seseorang mengatakan : kamu ummi atau istriku ummi.”
Al Lajnah ad Daimah pernah ditanya tentang perkataan sebagian orang kepada istrinya,”Aku saudara lelakimu, kamu saudara perempuanku, maka apa hukumnya?”
Al Lajnah menjawab, ”Apabila seorang suami mengatakan kepada istrinya kamu ukhti, atau kamu ummi atau seperti ummi, atau kamu disisiku seperti ummi atau seperti ukhti maka jika dia menginginkan dengan perkataannya itu seperti apa yang disebutkannya berupa kemuliaan atau adanya hubungan dan kebaikan atau penghormatan atau tidak ada padanya niat atau bukti-bukti yang menunjukkan keinginannya untuk zhihar maka apa yang dikatakannya itu bukanlah zhihar dan tidak dikenakan apa-apa terhadapnya.
Akan tetapi, apabila dengan kata-kata itu atau sejenisnya menginginkan zhihar atau terdapat bukti yang menunjukkan adanya zhihar seperti munculnya kata-kata marah atau murka terhadapnya maka ia adalah zhihar yang diharamkan dan diharuskan baginya bertaubat serta kafarat sebelum dia mencampurinya berupa membebaskan budak. Sedang jika dia tidak mendapatkannya maka diharuskan baginya berpuasa selama dua bulan berturut-turut. Dan jika dia tidak menyanggupinya maka diharuskan baginya memberi makan enam puluh orang. (al Lajnah ad Daimah 20/274)
Kedua :
Sebagian ulama memakruhkan perkataan seorang suami kepada istrinya “Ya Mama atau ya Ukhti.” Berdasarkan riwayat Abu Daud (2210) bahwa seorang lelaki mengatakan kepada istrinya : Ya saudara perempuanku, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Saudara perempuanmu kah dia! Beliau pun tidak menyukainya dan melarangnya.”
Yang benar adalah bahwa hal itu tidaklah makruh karena hadits tersebut tidaklah shahih dan telah dilemahkan oleh al Albani didalam “Dhaif Abu Daud”.
Syeikh Ibnu ‘Utsaimin—semoga Allah merahmatinya—pernah ditanya : Apakah dibolehkan bagi seorang suami mengatkan kepada istrinya ‘Ya Ukhti” dengan maksud cinta saja atau “Ya Ummi” dengan maksud cinta semata.
Beliau menjawab,”Ya, dibolehkan bagi seorang suami mengatakan kepadua istrinya : wahai Ukhti atau wahai Ummi atau kata-kata serupa yang menunjukkan rasa sayang dan cinta walaupun sebagian ahli ilmu memakruhkan perkataan suami kepada istrinya dengan ungkapan-ungkapan demikian. Akan tetapi tidaklah ada alasan memakruhkannya karena sesungguhnya amal perbuatan tergantung dari niatnya. Sementara lelaki itu tidaklah meniatkan dengan kata-kata itu bahwa istrinya adalah saudara perempuannya yang diharamkan karena mahramnya. Sesungguhnya ia mengatakan demikian dengan maksud sayang dan cinta kepadanya. Dan segala sesuatu yang menjadi sebab kecintaan diantara suami istri baik yang keluar dari suami maupun istri maka hal itu adalah perkara yang dituntut.” (Fatawa Barnamij Nuur ‘ala ad Darbi” – (Fatawa Sual wa Jawab No. 83386)
Sebagaimana penjelasan diatas bahwa hendaklah panggilan seorang suami terhadap istrinya atau sebaliknya adalah panggilan yang berisi penghormatan atau penghargaan yang dengannya bisa saling menguatkan perasaan cinta dan sayang diantara mereka berdua.
Seperti panggilan Rasulullah shalalllahu ‘alahi wa sallam terhadap istrinya dengan sebutan “wahai Humairo” (Yang kemerah-kemerahan), sebagaimana disebutkan didalam beberapa haditsnya, diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda,” Beliau menjawab: "Wahai Humaira, barangsiapa memberi api seakan-akan ia telah bersedekah dengan semua yang telah dimatangkan oleh api itu, barangsiapa memberi garam, seakan-akan ia telah bersedekah dengan semua yang telah dibuat nikmat oleh garam itu, barangsiapa memberi minum seorang muslim satu teguk saat ia mendapatkan air, seakan-akan ia telah membebaskan seorang budak, dan barangsiapa memberi minum seorang muslim satu teguk saat ia tidak mendapatkan air, maka seakan-akan ia telah menghidupkannya."
Meskipun hadits diatas atau hadits-hadits lainnya yang berisi panggilan Rasulullah shalallahu ‘alaihi terhadap istrinya dengan “Wahai Humairo” adalah lemah, sebagaimana disebutkan Syeikh al Albani didalam kitab “as Silsilah adh Dhaifah” namun secara makna panggilan tersebut dapat menyenangkan hati istri dan mengeratkan cinta dan sayang diantara suami istri.
Wallahu A’lam
Quo Vadis Indonesia?
“KPK adalah lembaga ad hoc. Kalau lembaga ad hoc ini sudah tidak dipercaya, apa gunanya kami dirikan lembaga ini? Nyatanya, tidak membawa perubahan juga. Jadi, lebih banyak manuver politik daripada memberantas korupsi,” katanya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (29/7/2011).
Kasihan Rakyat
Pertumbuhan ekonomi saat ini dilihat dari adanya tingkat konsumsi yang tinggi pada segelintir orang, bisa dilihat bagaimana peningkatan penjualan barang otomotif berkelas yang mencapai angka 73,3% (04/08/2011, m.inilah.com), pertumbuhan juga terjadi karena banyaknya investasi asing dalam valas yang kita tahu semua itu hanya akan menyebabkab buble economic, sekedar pengetahun seperti yang diungkapkan oleh PMA via bisnis.vivsnews.com (20 April 2011) bahwa investasi asing per triwulan I 2011 meningkat 11,8 persen dari Rp 35,4 triliun menjadi Rp39,5 triliun. Semua itu sudah jelas mengindikasikan ketidak sesuaian dengan konsep dasar ekonomi kapitalis sendiri dimana dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dihitung dari PDB. Bukankah ini sebuah kebohongan?. Fakta tersebut juga mengindikasikan bahwa perekonomian tumbuh hanya pada segelintir orang saja dan jelas belum merata.
Rakyat disibukkan bagaimana dapat bertahan hidup, entah bagaimana kualitas hidupnya, bagimana pendidikannya, belum lagi berbicara pada tataran aqidah. Terciptanya mental "asalkan bisa hidup aja udah syukur", itulah realita sekarang, mungkin juga para pembaca juga demikian. Belum lagi kita berbicara lebih jauh pada bidang pendidikan, kesehatan atau bahkan rakyat saat ini karena sibuk untuk bertahan hidup lupa untuk beribadah. Na'udzubillahi mindzalik.
Lalu dimana para penguasa negeri ini? Mengapa setiap kita melihat mereka hanya disibukkan dengan urusan internal partai, disibukkan menutupi keburukan individu, disibukkan dengan manuver perang politik demi kekuasaan, dan lalai akan urusan rakyat.
Inilah politik kapitalis, politik menjadikan kekuasaan sebagai tujuan dan alat meraup keuntungan bagi individu dan golongan. Sangat berbeda dengan politik Islam dimana menjadikan kekuasaan sebagai alat untuk mengayomi rakyat, memajukan tingkat pemikiran, meningkatkan kualitas hidup serta menigkatkan dan melindungi kualitas akidahnya.
Bila para elit hanya disibukkan dengan urusan golongan atau internal partai lalu kapan mereka akan mengurus kepentingan rakyat, lalu mau dibawa kemana negeri ini?