This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selamat Datang Semoga Bermanfaat, Pengelola Web Akan Sangat Senang Bila Anda Berkenan Meninggalkan Jejak Berupa Koment Atas Postingan Kami

Minggu, 02 Oktober 2011

Reminding of Madinah (Hijrah Mengubah Dunia)

Kian beringas, kian sengit perlakuan kaum Quraisy Makkah terhadap aktivitas dakwah Rasul dan para sahabat. Beberapa kali upaya pembunuhan dilakukan oleh mereka, hingga berpuncak di daarun nadwah untuk merundingkan strategi pembunuhan Nabi Muhammad SAW, namun akhirnya dengan pertolongan Allah segala upaya mereka sia-sia. Sebagaimana Allah abadikan dalam surah Al-Anfal: 30

“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Qurais) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu, atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (Q.,s.al-Anfâl:30)

Setelah sebelumnya mendapatkan penolakan di Thaif, dan mendapat izin dari Allah Muhammad SAW Hijrah dari Makkah menuju Yastrib yang kemudian berganti nama menjadi Al Madinah Al Munawwaroh (المدينة المنورة) yang memiliki makna "kota yang bercahaya". Secara bahasa Madinah memiliki akar kata yang sama dengan Tamaddun (peradaban) atau hadloroh. Dengan demikian Madinah dapat diartikan sebagai sebuah tempat peradaban yang lazim diterjemahkan dengan kota. Dimana penduduk Madinah yang terdiri dari suku Khazraj dan 'Auz, dimana terdiri dari beberapa golongan yaitu golongan muslimin, musyrikin, serta yahudi dan termasuk kaum munafiqiin di dalamnya.

Perkataan Madinah secara harfiyah berarti kota. Pengertian ini idak jauh berbeda dari asal makna kebahasaan atau etimologi yang dapat ditelusuri kepada tiga suku akar kata yaitu "د ي ن" sebagaimana dinyatakan dalam tashrif "دَاْنَ - يَدِيْنُ" yang tergolong pada fi'il mu'tal alif dengan makna dasar "patuh". Dari kata ini pula kata "دين" (diin) yang masyhur kita ketahui berarti agama. Suatu kata yang mengacu pada ide tentang kepatuhan atau sikap patuh terhadap sebuah aturan. Oleh karena itu kata diin mengarahkan kita pada sebuah keterikatan dan kepatuhan hidup dengan peraturan agama itu sendiri.

Pertanyaannya yang harus dijawab adalah mengapa Nabi memilih untuk mendirikan sebuah peradaban setelah kepindahannya dari Makkah, dimana kita ketahui saat itu Nabi mendapat tekanan yang sangat luar biasa dari kaum Quraisy, kemudian bukannya Nabi merupakan keponakan dari Abdul Muthallib salah satu pemuka Makkah saat itu, mengapa Nabi tidak meminta kekuasaan dari pamannya?. Kemudian pertanyaan selanjutnya yang juga banyak dipertanyakan oleh sebagian besar orang adalah "Dimana kaitannya antara ketaqwaan dan peradaban, karena kita ketahuia bahwa Islam itu sendiri adalah agama yang mengajarkan kita tentang ketaqwaan".

Mengapa peradaban?

Guna menjawab pertanyaan pertama, Saya memulai dengan menyebutkan bahwa pada saat periode dakwah Nabi di Makkah merupakan periode dimana Nabi menguatkan tsaqofah dan keloyalan para sahabat terhadap Islam. Dapat kita ketahui begitu besar ujian para sahabat saat itu untuk mempertahankan kekokohan iman mereka terhadap agama yang dibawa oleh sosok Muhammad bin Abdullah. Bukan hanya sekedar berpisah dari keluarga namun nyawapun menjadi taruhan untuk mempertahankan keimanan mereka terhadap Islam.

Dapat dibayangkan betapa sulitnya dakwah Islam berkembang saat itu. Bila pada tahap dakwah secara diam-diam yang berlangsung selama 3 tahun pengikut Islam terhitung sekitar 40 orang maka 9 tahun berikutnya, setelah dakwah terang-terangan pengikut Islam hanya mencapai 70 orang-an saja. Berarti selama 9 tahun, mati-matian Rasulullah berdakwah, hanya bertambah 30 orang saja !

Pilihan untuk berhijrah dan membentuk peradaban Islam di Madinah merupakan salah satu keputusan politis yang diambil oleh Nabi Muhammad saat itu. Dengan memiliki peradaban sendiri maka Islam saat itu telah memiliki kekuasaan dan pengakuan secara defacto maupun dejure. Sehingga ummat muslim memiliki komunitas yang bisa dijadikan representasi dari Islam dan ajarannya yang kemudian digunakan untuk memperkenalkannya kepada seluruh masya rakat dunia.


Terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan oleh Nabi dalam rangka membangun Madinah saat itu, dimulai dari usaha mempersaudarakan muhajirin sebagai masyarakat pendatang dengan kaum anshor sebagai penduduk asli madinah yang menolong muhajirin. Upaya ini dimaksudkan untuk melenyapkan fanatisme kesukuan ala jahiliyah saat itu, tidak ada pengabdian selain pengabdian kepada Islam, kesombongan suatu suku atas suku lain dengan kelebihannya, baik warna kulit, asal keturunan, asal daerah atau bangsa yang akan memecah persatuan umat muslim saat itu. Hal ini mengindikasikan bahwa Islam tidak membenarkan perpecahan umatnya untuk alasan apapun.. 

Langkah politik berikutnya adalah mempersatukan masyarakat madinah yang terdiri dari beberapa golongan yaitu muslim dan non-muslim yang kemudian dikenal dengan piagam madinah (1H/622M) guna menciptakan suasana aman,  damai, dan tentram dengan mengatur wilayah dalam satu kepemimpinan sehingga tak ada lagi konflik pertumpahan darah antara suku 'Auz dan Khazraj seperti sebelumnya. Serta dilanjutkan dengan upaya menciptakan kesetaraan bagi semua warga mayoritas dan minoritas (zimmi). Masyhur dikatakan bahwa pada masa ini juga Nabi menuturkan hadits wajibnya menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan. 


Proses pengembangan Madinah terus dikembangkan. Sebagai seorang pemimpin negara, Nabi Muhammad sukses melakukan diplomasi politik negara asing yaitu kaum Qurasiry Makkah yang sekaligus menjadi ancaman nomor satu terhadap perkembangan pengembangan dakwah Islam di Madinah saat itu dengan mengadakan perjanjian Hudaibiyah (6 H). Kemudian dilanjutkan dengan pengiriman utusan-utusan diplomatiknya kepada berbagai berbagai negara saat itu guna mengajak pada Islam.

Kembali pada permasalahan awal yang menjadi pertanyaan, dapatkan Nabi Muhammad melakukan ini semua tanpa peradaban? Bisa saja kita jawab bahwa hal itu mungkin saja terjadi, namun bisa dipastikan akan sangat lambat sekali. Kemudian mengapa Nabi tidak mengambil kekuasaan semasa di Makkah? Aplagi Beliau adalah salah satu keluarga dari pembesar Makkah, bisa saja Nabi meminta tau mengambil tawaran kekuasaan yang sempat ditawarkan oleh para pembesar Quraisy dengan syarat Nabi menghentikan dakwah Islamnya. Inilah dia sisi dimana Nabi Muhammad mempertahankan keteguhan Aqidahnya bahwa untuk memenangkan Islam tidaklah perlu menggunakan cara yang bathil apalagi ikut dalam peraturan jahiliyah, dan secara tidak langsung Nabi Muhammad mengajarkan pada kita bahwa untuk mencapai kemenangan memang memerlukan proses, kesabaran, serta pengorbanan. 

Dengan kejadian ini pula dapat juga kita simpulkan bahwa untuk menciptakan perubahan tidaklah harus melalui masuk dalam sistem yang ada dan terbukti rusak dan merusak. Dari luarpun kita bisa mewujudkan perubahan itu. Contoh kecil selain apa yang telah dilakukan oleh Nabiyyuna Muhammad hingga akhirnya bisa merebut kota Makkah Al-Mukarromah adalah Indonesia mulai dari kudeta kekuasaan oleh rezim orde baru (revolusi), kemudian reformasi pada tahun 1998 atau bahkan yang baru saja terjadi di Libiya atau Mesir.














maaf sahabat blogger, untuk sementara tulisan ini terhenti sampai disini,,, bila ada kesempatan insya Allah akan dilanjutkan,,, semoga bermanfaat...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More