This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selamat Datang Semoga Bermanfaat, Pengelola Web Akan Sangat Senang Bila Anda Berkenan Meninggalkan Jejak Berupa Koment Atas Postingan Kami

Sabtu, 04 Desember 2010

Unskilled = TKI Dilecehkan Majikan

Tragis

Hanya satu kata. TRAGIS. Bukan kali pertama fenomena ini terdengar di telinga kita. Penganiayaan Sumiati TKW asal NTB oleh majikannya hanya salah satu kejadian yang menyedihkan bagi rakyat negeri ini. Tidak hanya sekedar hitungan jari, namun ini adalah untuk kesekian kalinya, akankah kejadian ini terulang?.

Sumiati hanyalah seorang Ibu dari anak-anaknya, Istri bagi suaminya bahkan seorang anak yang dirindukan oleh ibu bapaknya. Penduduk negeri ini lebih memilih menjadi TKI karena memang berhenti berharapa pada negerinya sendiri, mengadu nasib di negeri orang demi menyambung hidup. Dianiaya majikan, dilecehkan, atau bahkan kematian mengintai TKI, apalagi bagi seorang TKW seperti Sumiati. Ditambah lagi mayoritas pekerja Indonesia merupakan pekerja unskilled (Senin, 07/09/2009: Jakartapress; BNP2TKI: 64 Persen TKI Tak Modal Skill) sehingga di luar negeri pekerja asal Indonesia menjadi pekerja kasar, sektor-sektor informal bahkan disia-siakan keberadaannya.

Unskilled = Pendidikan Mahal

Lingkaran setan kemiskinan mendera bangsa ini, seorang yang unskilled (baca: tidak berpendidikan) akan lebih rentan pada kemiskinan. Begitu mahal pendidikan di Negara ini, seolah menjadi skenario para penguasa untuk membiarkan rakyatnya bodoh sehingga tidak bisa menuntut apabila terjadi kesenjangan distribusi kekayaan dalam dimensi kehidupan ini.

Apabila penduduk di negeri ini hidup sejahtera, kemungkinan besar peristiwa yang menimpa Sumiati tidak akan pernah terjadi.

Sebuah kontradiksi besar sedang melanda negeri ini, negeri dengan limpahan kekayaan alam mengapa masih saja didera kemiskinan, busung lapar belum teratasi, kualitas pendidikan hanya ilusi, kesehatan masih mahal, pengangguran semakin menjadi soal, angka kejahatanpun semakin binal. Ekonomi, hukum, politik, budaya, serta keamanan masih menjadi masalah mencekal dan fatal.

Pendidikan merupakan hal dalam kategori strategis. Namun mengapa anggaran untuk pendidikan di negeri ini masih saja kecil (20%), dimana pendapatan negara bertumpu pada pajak rakyat termasuk devisa yang didapat dari TKI yang berada di luar negeri. Luar biasa, namun mengapa rakyat tak dapat menikmatinya?. Terbitan Koran Tempo menyebutkan bahwa “Anggaran pendidikan Indonesia adalah terendah di kawasan Asia Timur dan Pasifik dibandingkan dengan Cina, Malaysia, Filiphina dan Singapore yang mengeluarkan dana lebih dari tiga kali anggaran Indonesia.

Apakah Negara ini akan bertahan dengan kualitas pendidikan seperti ini? Akankah selamanya negeri ini bergantung pada bantuan luar negeri yang sarat akan kepentingan? Kapan penderitaan rakyat negeri ini akan berakhir. Semua itu hanya akan menjadi ilusi apabila negera ini tetap bertahan dengan ide kapitalismenya serta bangga dengan liberalismenya. Janji kesejahteraan serta keadilan tidak pernah terealisasi. Gonta-ganti pemimpinpun bukan solusi. Permasalahan ini bukan hanya karena pemimpin yang tidak amanah atau pejabat yang amburadul akhlaknya namun terletak pada sistem yang mengatur proses pemerintahan ini. Sistem yang tidak berkeadilan. Sistem pabrikan manusia. sistem warisan penjajah negeri ini. Sistem yang sarat akan kerusakan.

Penerapan sistem sekuler yang membedakan urusan agama dengan urusan duniawi membuat manusia semakin jauh dari Sang Pencipta. Barokah hidup tidak akan didapat, karena tiada jalan lain yang Allah ridlai selain Islam sebagai jalan hidup (Ali Imran: 85). Sehingga wajar sekali jika 65 tahun Indonesia merdeka namun keadaan masih saja memprihatinkan.

Dalam hal ini pemerintah bertanggungjawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Bukan hanya dalam segi peningkatan jumlah anggaran namun juga lebih pada content (kurikulum) pendidikannya yakni kurikulum berbasis Imtaq & Imtek serta pendidikan yang terintegrasi. Yakni, keterpaduan ideologi antara pemerintah, sekolah, masyarakat dan keluarga dengan ideology Islam untuk membangun Indonesia lebih baik.


Tanggungjawab Pemerintah

Kasus penganiayaan kali ini terfokus pada Sumiati sebagai seorang wanita. Sebagaimana kita tahu bahwa kedudukan wanita begitu dimuliakan dalam Islam. Karena dari seorang wanita lahir generasi harapan, seorang ummun wa rabbatul bait dengan tugas pokok sebagai ibu dan pengatur keluarga. Karena dari keluargalah tempat pendidikan itu bermula. Bisa dibayangkan apabila pendidikan dalam keluarga kacau maka generasi kita akan kalang kabut.

Begitu mulianya seorang wanita dalam Islam, secara khusus Rosulullah SAW mengingatkan umatnya pada khutbah perpisahan Rosulullah di Arafah dengan berpidato: Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka (menjadi isteri) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kamu sekalian dengan nama Allah. Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kamu dan isteri kamu mempunyai kewajiban terhadap diri kamu.

Berbeda jauh pada zaman kenabian Rosulullah SAW dan kekhilafahan Islam yang begitu memuliakan kaum wanita, makhluk yang diciptakan dari tulang rusuk kaum Adam untuk dilindungi. Tuntutan bertahan hidup dan kelansungan keluarga. Sumiati hanya korban dari buruknya sistem perekonomian dan pemerintahan Indonesia saat ini. Karena kemiskinan yang mendera dan tak pernah terselesaikan oleh pemerintah. Sumiati dan ribuan TKW lainnya harus bekerja di luar negeri jauh dari suami, anak dan keluarga.

Pemerintah bertanggungjawab memperbaiki keadaan ini, pemerintah bertanggungjawab untuk memperbaiki sistem sekuler menuju sistem berkeTuhanan. Sistem kehidupan yang telah disyariatkan namun saat ini jauh ditinggalkan sehingga membawa pada kerusakan. Sistem syariat dalam naungan khilafah merupakan solusi dari semua permasalahan ini.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More