This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selamat Datang Semoga Bermanfaat, Pengelola Web Akan Sangat Senang Bila Anda Berkenan Meninggalkan Jejak Berupa Koment Atas Postingan Kami

Sabtu, 04 Desember 2010

Unskilled = TKI Dilecehkan Majikan

Tragis

Hanya satu kata. TRAGIS. Bukan kali pertama fenomena ini terdengar di telinga kita. Penganiayaan Sumiati TKW asal NTB oleh majikannya hanya salah satu kejadian yang menyedihkan bagi rakyat negeri ini. Tidak hanya sekedar hitungan jari, namun ini adalah untuk kesekian kalinya, akankah kejadian ini terulang?.

Sumiati hanyalah seorang Ibu dari anak-anaknya, Istri bagi suaminya bahkan seorang anak yang dirindukan oleh ibu bapaknya. Penduduk negeri ini lebih memilih menjadi TKI karena memang berhenti berharapa pada negerinya sendiri, mengadu nasib di negeri orang demi menyambung hidup. Dianiaya majikan, dilecehkan, atau bahkan kematian mengintai TKI, apalagi bagi seorang TKW seperti Sumiati. Ditambah lagi mayoritas pekerja Indonesia merupakan pekerja unskilled (Senin, 07/09/2009: Jakartapress; BNP2TKI: 64 Persen TKI Tak Modal Skill) sehingga di luar negeri pekerja asal Indonesia menjadi pekerja kasar, sektor-sektor informal bahkan disia-siakan keberadaannya.

Unskilled = Pendidikan Mahal

Lingkaran setan kemiskinan mendera bangsa ini, seorang yang unskilled (baca: tidak berpendidikan) akan lebih rentan pada kemiskinan. Begitu mahal pendidikan di Negara ini, seolah menjadi skenario para penguasa untuk membiarkan rakyatnya bodoh sehingga tidak bisa menuntut apabila terjadi kesenjangan distribusi kekayaan dalam dimensi kehidupan ini.

Apabila penduduk di negeri ini hidup sejahtera, kemungkinan besar peristiwa yang menimpa Sumiati tidak akan pernah terjadi.

Sebuah kontradiksi besar sedang melanda negeri ini, negeri dengan limpahan kekayaan alam mengapa masih saja didera kemiskinan, busung lapar belum teratasi, kualitas pendidikan hanya ilusi, kesehatan masih mahal, pengangguran semakin menjadi soal, angka kejahatanpun semakin binal. Ekonomi, hukum, politik, budaya, serta keamanan masih menjadi masalah mencekal dan fatal.

Pendidikan merupakan hal dalam kategori strategis. Namun mengapa anggaran untuk pendidikan di negeri ini masih saja kecil (20%), dimana pendapatan negara bertumpu pada pajak rakyat termasuk devisa yang didapat dari TKI yang berada di luar negeri. Luar biasa, namun mengapa rakyat tak dapat menikmatinya?. Terbitan Koran Tempo menyebutkan bahwa “Anggaran pendidikan Indonesia adalah terendah di kawasan Asia Timur dan Pasifik dibandingkan dengan Cina, Malaysia, Filiphina dan Singapore yang mengeluarkan dana lebih dari tiga kali anggaran Indonesia.

Apakah Negara ini akan bertahan dengan kualitas pendidikan seperti ini? Akankah selamanya negeri ini bergantung pada bantuan luar negeri yang sarat akan kepentingan? Kapan penderitaan rakyat negeri ini akan berakhir. Semua itu hanya akan menjadi ilusi apabila negera ini tetap bertahan dengan ide kapitalismenya serta bangga dengan liberalismenya. Janji kesejahteraan serta keadilan tidak pernah terealisasi. Gonta-ganti pemimpinpun bukan solusi. Permasalahan ini bukan hanya karena pemimpin yang tidak amanah atau pejabat yang amburadul akhlaknya namun terletak pada sistem yang mengatur proses pemerintahan ini. Sistem yang tidak berkeadilan. Sistem pabrikan manusia. sistem warisan penjajah negeri ini. Sistem yang sarat akan kerusakan.

Penerapan sistem sekuler yang membedakan urusan agama dengan urusan duniawi membuat manusia semakin jauh dari Sang Pencipta. Barokah hidup tidak akan didapat, karena tiada jalan lain yang Allah ridlai selain Islam sebagai jalan hidup (Ali Imran: 85). Sehingga wajar sekali jika 65 tahun Indonesia merdeka namun keadaan masih saja memprihatinkan.

Dalam hal ini pemerintah bertanggungjawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Bukan hanya dalam segi peningkatan jumlah anggaran namun juga lebih pada content (kurikulum) pendidikannya yakni kurikulum berbasis Imtaq & Imtek serta pendidikan yang terintegrasi. Yakni, keterpaduan ideologi antara pemerintah, sekolah, masyarakat dan keluarga dengan ideology Islam untuk membangun Indonesia lebih baik.


Tanggungjawab Pemerintah

Kasus penganiayaan kali ini terfokus pada Sumiati sebagai seorang wanita. Sebagaimana kita tahu bahwa kedudukan wanita begitu dimuliakan dalam Islam. Karena dari seorang wanita lahir generasi harapan, seorang ummun wa rabbatul bait dengan tugas pokok sebagai ibu dan pengatur keluarga. Karena dari keluargalah tempat pendidikan itu bermula. Bisa dibayangkan apabila pendidikan dalam keluarga kacau maka generasi kita akan kalang kabut.

Begitu mulianya seorang wanita dalam Islam, secara khusus Rosulullah SAW mengingatkan umatnya pada khutbah perpisahan Rosulullah di Arafah dengan berpidato: Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka (menjadi isteri) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kamu sekalian dengan nama Allah. Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kamu dan isteri kamu mempunyai kewajiban terhadap diri kamu.

Berbeda jauh pada zaman kenabian Rosulullah SAW dan kekhilafahan Islam yang begitu memuliakan kaum wanita, makhluk yang diciptakan dari tulang rusuk kaum Adam untuk dilindungi. Tuntutan bertahan hidup dan kelansungan keluarga. Sumiati hanya korban dari buruknya sistem perekonomian dan pemerintahan Indonesia saat ini. Karena kemiskinan yang mendera dan tak pernah terselesaikan oleh pemerintah. Sumiati dan ribuan TKW lainnya harus bekerja di luar negeri jauh dari suami, anak dan keluarga.

Pemerintah bertanggungjawab memperbaiki keadaan ini, pemerintah bertanggungjawab untuk memperbaiki sistem sekuler menuju sistem berkeTuhanan. Sistem kehidupan yang telah disyariatkan namun saat ini jauh ditinggalkan sehingga membawa pada kerusakan. Sistem syariat dalam naungan khilafah merupakan solusi dari semua permasalahan ini.

Kamis, 18 November 2010

Egois = Tragis

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَئْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ تُؤْمِنُوْنَ بِالله. وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ, مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَ أَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُوْنَ (ال عمران :110)

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Jelas sekali Allah mengatakan bahwa kita (baca: umat muslim) adalah umat terbaik, namun untuk menjadi umat terbaik seperti yang dimaksud petikan ayat tersebut adalah dengan memenuhi beberapa syarat, apabila tidak dipenuhi syarat tersebut maka kita masuk pada golongan orang yang baik atau bahkan fasik. Syaratnya cukup mudah kok, pertama kita harus menyeru kepada kebaikan, kedua mencegah dari kemungkaran, serta yang terakhir berimana kepada Allah.
Allah menyebutkan demikian karena memang manusia diciptakan dengan berbagai macam potensi dibandingkan dengan makhluk Allah yang lainnya. Salah satunya Allah menganugerahi manusia dengan akal sehingga dengannyalah manusia berbeda dengan hewan, setan atau bahkan malaikat sekalipun. Seperti dikisahkan dalam surah Al-Baqarah ayat 31 bahwa manusia mengajari malaikat nama-nama benda.

Sungguh luar biasa. Namun pertanyaannya apakah kita akan menyia-nyiakan potensi tersebut? Akankah kita menjadi seorang muslim yang tidak kontributif? Atau bahkan kita hanya akan menjadi makhluk perusak seperti apa yang telah dipertanyakan oleh malaikat saat Allah menciptakan manusia untuk pertama kalinya? Tidak!! Tentu jawabannya adalah tidak, sebagai ummat yang tahu apa arti dari kalimat syukur, maka ia akan mensyukuri potensi tersebut…

Ya, tepat sekali potensi yang telah Allah anugerahkan kepada kita harus dioptimalkan untuk kemajuan Islam. Karena untuk apa kita hidup jika bukan untuk menyembah dan mengabdikan diri kepada Sang Maha Pencipta. Sungguh kasihan manusia yang menghabiskan waktunya untuk hal yang sifatnya sia-sia (tanpa adanya nilai ibadah di dalamnya).

Kehidupan di dunia ini hanyalah bersifat sementara, akhiratlah kampung keabadian. Merugilah bagi mereka yang telah menyia-nyiakan waktunya, mereka lupa bahwa dunia adalah tempat bertanam serta akhiratlah tempat menuai. Jika kita menanam kejelekan bisa dipastikan nerakalah tempat kita menuai, begitupula sebaliknya bila kebaikan tanaman kita di dunia, maka bergembiralah karena kita akan mendatap SIT (Surat Ijin Tinggal) di syurga untuk selamanya tanpa pajak. Mau ngga nih bro???

Kita hidup di dunia ini ngga sendirian, tapi beramai-ramai yang kata banyak orang disebut sebagai makhluk social. Melalui ayat tersebut kita harus memahami sebagai generasi terbaik manusia juga tidak boleh egois, lebih mementingkan kebaikan diri sendiri tanpa memikirkan keadaan saudaranya. Generasi yang terbaik akan senantiasa menyayangi serta tak akan pernah rela melihat saudaranya terperosok dalam jurang kenistaan hingga jauh dari jalan Allah. Dengan bersikap egois maka itu akan membuat keadaan semakin tragis.

Saat kita melangkah menuju kebaikan, maka kitapun harus mengajak saudara kita turut bersama. Serta berlomba-lomba mendapatkan apa yang telah Allah janjikan bagi orang yang berbuat kebaikan. Karena begitu egois seseorang apabila ia mendapat pahala sendirian tanpa mau berbagi dengan yang lain. Mungkin yang bersangkutan lupa bahwa syurga diciptakan untuk semua umat yang beriman dan bertakwa. Begitu serakah bukan? Mau masuk syurga kok sendirian? Ngga rame kaleee???

Pasti semua orang sepakat jika seorang pembunuh, pemabuk pezina atau pe-pe-pe lainnya itu adalah jahat dan dosa, perbuatannyapun pasti diganjar dengan dosa. Tapi tahukah anda bahwa ada yang lebih jahat dari itu. Orang yang membiarkan saudaranya selalu bergelimang dosa adalah orang yang lebih jahat dari itu semua. Mengapa? Jawabannya sangatlah simple, yaitu karena yang bersangkutan telah membiarkan saudaranya menjadi pendosa dan calon penduduk tetap dari neraka.

Sebagai bentuk kasih sayang kita kepada yang lain, kita tidak akan menjadi penghuni syurga sendirian bukan?? Atau bahkan kita membiarkan saudara kita masuk neraka?? Jangan biarkan itu terjadi, ingatkanlah mereka saat khilaf, dengan segenap kemampuan atau bahkan dengan doa kita. Rasulullah telah memerintahkan kepada kita untuk mencegah saudaranya dari segala perbuatan munkar.

Bila sudah demikian, secara tidak langsung kitapun sudah berdakwah, dan ternyata berdakwah itu simple banget. Memang untuk berdakwah tidak usah menunggu kita mendapat gelar kiyai, ustadz, atau gelar apapun itu karena semua orang memiliki kewajiban yang sama untuk berdakwah. Kitapun harus berdakwah sesuai dengan cara-cara Rasulullah yaitu dengan Hikmah, nasihat yang baik, bertukar-pikiran (QS. An-Nahl; 125-126).

Ternyata peran kita terhadap kemajuan umat muslim sangatlah besar, karena memang umat musim laksana bangunan dimana muslim yang satu menguatkan muslim lainnya. Tidak seperti sekarang ini, banyak kaum muslim yang tidak peduli dengan keadaan saudaranya atau bahkan pada aturan Allah. Inilah salah satu sebab umat ini terpuruk, terpecah-belah dan terombang-ambing dalam jajahan ide-ide busuk sekularisme (membedakan urusan agama dengan dunia).

Pasti kita semua yakin dan sepakat bahwa umat muslim akan selalu menjadi umat terbaik. Setelah kita berbicara masalah sikap kita terhadap saudara sesame muslim, sekarang kita akan membicarakan point prasyarat, yaitu beriman kepada Allah. Point ini menjadi sangat penting untuk senantiasa ditingkatkan dan dipupuk oleh setiap individu.

Keimanan setiap orang menjadi hal yang sangat mendasar dalam setiap diri seseorang, karena dengannyalah seorang memiliki akidah yang benar atau tidak. Imanpun akan membawa seseorang pada konsekuensi untuk beribadah kepada Allah, menjalankan apa yang telah disyariatkan serta menjauhi larangan-Nya.

Jadi, umat yang terbaik itu merupakan ummat yang peduli terhadap sesama menegur saat saudara kita khilaf dan mengajak berbuat baik serta selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaannya… it’s so simple… be the best ummah…

Senin, 15 November 2010

Pidato Obama di UI : Beracun dan Penuh Kebohongan !

Dua Perkara Substansial yang menghancurkan kemanusiaan dilakukan Obama dan Presiden AS lainnya : Pembunuhan dan Perampokan

Ada dua poin penting dari pidato Obama di Universitas Indonesia (Rabu; 10/11/2010) penuh racun dan kebohongan. Seperti lazimnya presiden AS yang lain Obama dalam kuliah umumnya kembali ‘mengajarkan’ kita tentang demokrasi, HAM,pluralism, dan pasar bebas. Dikemas dengan retorika menarik dan simpati dengan dua senjata ampuh : pujian terhadap Indonesia dan nostalgia masa lalu. Membius meski yang disampaikan racun.

Demokrasi adalah racun dan ide kufur. Dengan prinsip utama kedaulatan di tangan rakyat demokrasi telah menjadi akal dan hawa nafsu manusia menjadi standar dalam membuat hukum (mashdarul ahkam). Padahal dalam Islam, hak membuat hukum hanyalah milik Allah SWT (QS Yusuf : 40).Demokrasi telah melahirkan UU dan kebijakan yang berdasarkan hawa nafsu yang merugikan rakyat seperti UU Migas, UU Penanaman Modal, UU Kelistrikan dan lainnya.

HAM dengan pilar utama liberalisme juga racun yang tak kalah berbahaya. Liberalisme agama,bukanlah sekedar kebolehan beragama tapi juga kebebasan untuk keluar dari agama (termasuk murtad dari Islam), bahkan tidak beragama sekalipun. Liberalisme terbukti telah menumbuh suburnya kemaksiatan yang menjadi pangkal kemurkaan Allah SWT. Pelaku dan pendukung homoseksual, seks bebas, pornografi, aliran sesat , selalu mengedepankan argumentasi HAM untuk membenarkan kemaksiatan mereka.

Adapun pluralism , bukanlah sekedar pengakuan tentang keberagaman (pluralitas) yang sebenarnya tidak dipersoalkan dalam Islam . Tapi ide pluralism memiliki racun tersembunyi, berupa pengakuan terhadap kebenaran semua agama dengan alasan sama-sama pengikut Tuhan. “We are all God’s follower (kita semua pengikut Tuhan)” demikian Obama menyebutnya . Secara politik pluralisme juga menjadi alat untuk menghalangi tegaknya syariah Islam yang merupakan kewajiban aqidah muslim . Alasannya, semua agama harus dihargai dalam masyarakat.

Point penting kedua dari kuliah umum Obama adalah kebohongan. Dalam pidatonya Obama mengatakan : the United States is committed to human progress ( Amerika Serikat berkomitmen untuk kemajuan manusia). Apa yang dilakukan oleh AS bukanlah untuk kepentingan kemanusian tapi elit pemilik modal . Untuk itu mereka menghalalkan segala cara. Termasuk melakukan dua hal substansial yang menghancurkan kemanusian:pembunuhan dan perampokan. Dua perkara substansial ini secara konsisten dilakukan oleh presiden Amerikan termasuk Obama.

Negara itu sampai sekarang masih melakukan pembunuhan terhadap umat Islam di Iraq, Afghanistan, dan Pakistan. Amerika merampok kekayaan alam dunia ketiga yang kaya termasuk Indonesia, sementara rakyat yang dirampok hidup dalam kemiskinan. Seperti apa yang AS lakukan di Papua, Aceh, Riau, Blok Cepu, atau Natuna.

Dalam hubungan AS dan Islam, Obama mengatakan tidak memerangi Islam tapi al Qaida yang dia sebut sebagai teroris. Masalahnya, siapapun yang tidak sejalan dengan Amerika dan menentang penjajahan Amerika termasuk rakyat sipil akan disebut sebagai Al Qaida atau berhubungan dengan al Qaida. Itu berarti mereka berhak untuk dibunuh.

Obama disatu sisi menyatakan rakyat Amerika dan dunia terancam oleh kelompok teroris , di sisi lain Obama menutup mata bagaimana tentara-tentera Amerika melakukan teror dan pembunuhan terhadap ratusan ribu umat Islam. Obama juga tidak menyinggung sama sekali teror yang dilakukan tentara Zionis Israel .Pertanyaan kita, apakah bagi Obama hanya rakyat Amerika yang disebut manusia yang harus dilindungi , sementara nyawa umat Islam di Irak,Afghansitan, dan Palestina bukan manusia atau dia anggap binatang hina ?

Berkaitan dengan Afghanistan, Obama menggunakan kalimat-kalimat kunci seperti AS bersama koalisi negara-negara (a coalition of nations ), membangun pemerintah dan masa depan Afghanistan, memberi tempat yang aman bagi ekstrimis kekerasaan (violent extremists).

Istilah koalisi negara jelas untuk mendapat legitimasi internasional . Disisi lain, Obama tampaknya dengan sengaja menyembunyikan kata tentara koalisi , padahal yang dikirim ke Afghansitan adalah tentara-tentara koalisi ¸ NATO dengan mayoritas tentara Amerika . Sejak dilantik sebagai Presiden Januari 2010 lalu, jumlah pasukan Amerika di Afghanistan meningkat tiga kali lipat hingga mencapai 150 ribu personel tentara.

Obama sengaja menutupi motif ekonomi Amerika di Afghanistan dengan menyalahkan apa yang disebut dengan kelompok ekstrimis kekerasan. Padahal bukan merupakan rahasia lagi, kalau tujuan penting politik luar negeri Amerika disamping kepentingan politik tidak bisa dilepaskan dari ekonomi. Mengingat Afghanistan merupakan masuk dalam kawasan Eurasia yang strategis disamping Asia Tengah , Pakistan dan Barat Irian. Kawasan Eurasia adalah sangat strategis secara politik maupun ekonomi.

Zbigniew Brzezinski menggambarkan kawasan itu dengan kata-kata : “Eurasia is home to most of the world’s politically assertive and dynamic states. All the historical pretenders to global power originated in Eurasia. The world’s most populous aspirants to regional hegemony, China and India, are in Eurasia, as are all the potential political or economic challengers to American primacy. After the United States, the next six largest economies and military spenders are there, as are all but one of the world’s overt nuclear powers, and all but one of the covert ones. [A Geostrategy for Eurasia , Foreign Affairs, September/October 1997]

Karena itu tujuan Amerika sesungguhnya dikawasan itu antara lain : menghalangi hegemoni Rusia dan China terhadap Asia dan Eropa, menghalangi munculnya Daulah Khilafah, mengontrol sumber-sumber minyak dan gas di laut Kaspia dan Timur Tengah,mengontrol sumber-sumber hidrokarbon dari laut Kaspia dan Timur Tengah dan menjamin transportasinya ke kepentingan-kepentingan vitalnya.

Pernyataan Obama yang menyatakan AS bertujuan membangun pemerintah Afghanistan yang stabil adalah tipuan untuk menutupi maksud sebenarnya Amerika Serikat. Mirip yang dilakukan penjajah kolonialis lama yang sering mengatakan untuk membangun peradaban bangsa terbelakang untuk melegalkan penjajahan mereda di seluruh dunia. Apalagi semua tahu rezim Hamid Karzai yang korup adalah pemerintahan boneka yang dibentuk oleh Amerika Serikat dengan rekayasa demokrasi palsu.

Obama juga berbohong tentang mujahidin yang dia sebut ekstrimis kekerasan. Padahal yang dilakukan oleh mujahidin adalah membebaskan negara mereka dari penjajahan Amerika dan Barat. Kita juga mempertanyakan istilah ekstrimis kekerasaan (violent extremists) yang digunakan Obama . Kalau para mujahidin yang membela negaranya dari penjajahan dia sebut ekstrimis kekerasan, bagaimana dengan tentara NATO yang menggunakan berton-ton bom canggih , pesawat tanpa awak, dan zat kimia di Afghanistan yang membunuh kaum muslimin disana?

Adapun tentang Irak Obama membanggakan diri telah menarik 100 ribu pasukan dari Irak. Seakan-akan Obama tidak menginginkan peperangan dan cinta perdamaian . Kalau itu benar kenapa Amerika mengirim 30 ribu pasukan tambahan ke Afghanistan ? Kenapa pula Depertemen Luar Negeri AS berencana mengirim 7000 personil dari perusahaan kontraktor swasta yang tidak kalah kejamnya ke Irak ?

Surat kabar Inggris, The Guardian (ahad,15/8) menegaskan penarikan pasukan pendudukan Amerika dari Irak hanya “simbolis” saja untuk menyelamatkan Presiden Barack Obama dari warisan pendahulunya, George W. Bush. AS berencana membuat Irak seperti Korea Selatan dengan menempatkan 30 ribu pasukan permanen di pangkalan militer AS yang tersebar di Irak.

Kenneth M. Pollack dalam tulisannya di Washington Post (22/08/2010) menyatakan klaim AS tidak lagi memiliki pasukan tempur di Irak adalah sekedar mitos. Menurutnya, dari sekitar 50.000 personil militer Amerika yang berada di Irak, mayoritasnya masih merupakan pasukan tempur – mereka hanya diberi nama lain.

Tampak sangat jelas Obama ingin mengesankan bahwa dia sedang mengupayakan perdamaian di Palestina. Sesuatu yang juga dilakukan oleh presiden Amerika lainnya namun tanpa hasil berarti. Penyebabnya perdamaian yang dimaksud Amerika mensyaratkan pengakuan terhadap penjajah Yahudi dan pelecutan senjata para pejuang Palestina .

Amerika juga sejak awal bukanlah mediator perdamaian yang netral, karena telah dengan tegas menyatakan berada pada pihak Israel. Obama bahkan menyatakan dukungannya terhadap negara Zionis Israel adalah harga mati yang tidak bisa diubah.

Usulan dua negara yang hidup berdamping (two states solution)juga omong kosong. Karena itu berarti mengakui legalitas penjajah Israel yang kuat yang berdampingan dengan negara merdeka Palestina yang semu karena tidak dibolehkan memiliki kekuatan yang dianggap mengancam negara Zionis itu.

Kita patut bertanya kalau Obama memang sunguh-sungguh menginginkan perdamaian kenapa AS dibawah Obama justru memperkuat militer Israel yang jelas-jelas digunakan untuk membunuh umat Islam. Dalam kampanyenya, Obama juga berjanji untuk meningkatkan bantuan Amerika ke Israel hingga 30 milyar dollar dalam jangka waktu 10 tahun. Amerika Serikat baru-baru ini menjual 20 jet tempur F-35 ke Israel. Semua tahu dengan persenjataan canggih bantuan Amerika itulah Zionis Israel melakukan pembantaian terhadap umat Islam di Gaza dan Lebanon Selatan.

Ironisnya di Universitas Indonesia yang mengklaim sebagai markas para intelektual itu , pidato Obama yang penuh racun dan kebohongan disambut dengan antusias dan tawa. Action speaks louder than words, perbuatan keji yang dilakukan Amerika adalah lebih penting untuk menunjukkan siapa Amerika dari pada kata-kata manis yang diumbar Obama. Bagaimana mungkin pemimpin negara yang paling banyak melanggar kemanusiaan di dunia ini dianggap layak untuk mengajari Indonesia. Dan kita lupa, tepuk tangan itu merupakan legitimasi terhadap penjajahan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT ! (Farid Wadjdi)

copass from http://hizbut-tahrir.or.id/2010/11/16/pidato-obama-beracun-dan-penuh-kebohongan-obama/

Haji dan Jihad

Bagi setiap Muslim, ibadah haji memang istimewa. Haji boleh dikatakan menjadi ‘puncak spiritual’ seorang Muslim. Di hadapan Baitullah, Ka’bah, kebanyakan Muslim yang menunaikan ibadah haji merasakan betapa dekat dirinya saat itu dengan Allah ‘Azza Wa Jalla. Tidak aneh, meski kewajiban haji hanya sekali seumur hidup, kerinduan untuk pergi kembali ke Tanah Suci sering hinggap di kalbu setiap Muslim yang pernah merasakan ‘nikmat’-nya beribadah haji. Karena itu, bagi yang punya kemampuan finansial lebih, ia bisa menunaikan ibadah haji berkali-kali; tentu karena pengalaman spiritual haji yang ingin berkali-kali pula mereka alami.
Bagi sebagian orang, haji juga menjadi semacam ‘identitas sosial’ di masyarakat. Paling tidak, di negeri ini, gelar haji masih dianggap penting dan istimewa. Di beberapa daerah di Tanah Air, haji menjadi simbol dari ‘status sosial’ seseorang. Tidak aneh jika sebagian orang merasa bangga dan terhormat disebut dengan ‘Pak Haji’ atau ‘Bu Hajjah’.
Bagi kebanyakan Muslim, haji menjadi salah satu ‘puncak cita-cita’ hidupnya. Tidak aneh, di negeri ini, orang dari level ekonomi menengah ke bawah pun banyak yang berjuang mewujudkan mimpi dan cita-citanya berhaji. Seorang petani di Jawa, misalnya, dengan penuh kesabaran dan ketekunan, akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci tahun lalu setelah kurang-lebih 20 tahun ia menabung dari sisa hasil panen di sawahnya yang hanya beberapa petak.
*****
Sepantasnyalah setiap Muslim rindu untuk dapat menunaikan ibadah haji. Sebab, sebagaimana sabda Baginda Nabi saw., “Siapa saja yang menunaikan ibadah haji dan ia tidak berbuat maksiat dan kefasikan di dalamnya, ia telah keluar dari dosa-dosanya seperti hari saat ibunya melahirkan dirinya (dalam keadaan tak memiliki dosa.” (HR al-Bukhari).
Sewajarnya pula setiap Muslim yang berhaji rindu meraih haji mabrur. Sebab, sebagaimana sabda Baginda Rasulullah saw., “Haji mabrur itu, balasannya tidak lain adalah surga.” (HR Ahmad, Ibn Khuzaimah, ath-Thabrani, al-Hakim dan al-Baihaqi).
Siapakah yang dimaksud dengan haji mabrur? Para ulama mengatakan, “Haji mabrur adalah orang yang tidak bermaksiat kepada Allah saat menunaikannya.” Dinyatakan pula oleh al-Fira’, “Haji mabrur adalah orang yang setelah haji tidak lagi terbiasa bermaksiat kepada Allah.” (Abu Hayyan al-Andalusi, Bahr al-Muhith, II/263).
Al-Hasan pernah ditanya, “Apa itu haji mabrur?” Ia menjawab, “Ia yang kembali dari berhaji menjadi seorang yang zuhud terhadap dunia dan rindu terhadap akhirat.” (As-Suyuthi, Durr al-Mantsur, I /473; al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, 2/408).
Imam an-Nawawi berkata, di antara tanda haji mabrur adalah kembali dari menunaikan haji dalam keadaan menjadi lebih baik perilakunya dan tidak membiasakan diri bermaksiat kepada Allah SWT (As-Suyuthi, Hasyiyah as-Suyuthi ‘ala Sunan an-Nasa’i, IV/98).
*****
Yang menarik, dalam beberapa riwayat, keutamaan ibadah haji disandingkan dengan kemuliaan jihad. Baginda Nabi saw., misalnya, pernah bersabda, “Duta Allah itu ada tiga: orang yang terlibat perang (di jalan Allah), orang yang beribadah haji dan orang yang berumrah.” (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).
Beliau juga pernah ditanya, “Amal apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Iman kepada Allah.”
“Kemudian apa lagi.”
“Jihad fi sabilillah.”
“Lalu apa lagi?”
“Haji mabrur.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Dua hadis di atas menyandingkan keutamaan ibadah haji dengan kemuliaan jihad. Hadis pertama sama-sama menyebutkan orang yang pergi berjihad dan yang pergi berhaji sebagai duta-duta Allah SWT. Adapun hadis kedua malah menempatkan jihad di urutan pertama sebelum haji.
Pertanyaannya: Jika keutamaan jihad setara bahkan lebih tinggi daripada ibadah haji, mengapa kebanyakan Muslim hanya tertarik dengan ibadah haji dan cenderung tidak terlalu tertarik dengan jihad? Terhadap ibadah haji kebanyakan kaum Muslim begitu antusias ingin menunaikannya, mengapa antusiasme yang sama tak banyak dijumpai di kalangan mereka terkait jihad fi sabilillah? Jika ibadah haji menjadi salah satu “cita-cita besar” dalam hidup kebanyakan individu Muslim, mengapa jihad dan menjadi mujahid tak dijadikan pula sebagai cita-cita besar kebanyakan dari mereka? Jika terkait haji begitu mudah individu Muslim berkorban harta, mengapa tak banyak dari mereka melakukan hal yang sama untuk kepentingan jihad fi sabilillah?
Benar, di negeri ini jihad dalam arti perang tidaklah berlaku, karena Indonesia bukan wilayah perang. Namun, sebetulnya ada amalan yang pahalanya menyamai amalan jihad, bahkan dinyatakan sebagai ‘jihad’ paling utama. Baginda Rasulullah saw. bersabda, “Jihad yang paling utama adalah menyatakan kebenaran di hadapan penguasa yang lalim.” (HR at-Tirmidzi dan Abu Dawud).
Beliau pun bersabda, “Pemuka para syuhada (mujahid yang wafat dalam jihad fi sabilillah) adalah Hamzah bin Abdul Muthalib dan seseorang yang berdiri di hadapan penguasa lalim, kemudian ia menasihatinya, lalu penguasa itu membunuhnya.” (HR al-Hakim dan ath-Thabrani).
Untuk aktivitas mulia di atas—menasihati penguasa lalim dan menyatakan kebenaran di hadapannya—sebetulnya tak perlu mengorbankan harta yang besar, sebagaimana dalam menunaikan ibadah haji, tinggal kemauan dan keberanian menanggung risiko kematian. Sayangnya, justru tidak banyak orang yang merindukan aktivitas mulia ini, apalagi menjadikannya sebagai “cita-cita besar” hidupnya. Bahkan ulama, yang sejatinya memiliki peluang besar untuk itu, juga tak banyak yang menunaikannya. Buktinya, saat banyak penguasa lalim berdiri langsung di hadapan mereka—dengan terus menzalimi rakyat, tetap menerapkan hukum-hukum kufur dan enggan menerapkan hukum-hukum Allah SWT secara kaffah—sedikit sekali ulama yang secara berani, terus-terang dan tegas menasihati serta meluruskan penguasa lalim itu; kebanyakan justru tetap diam membisu.
Bagaimana dengan kita? Semoga kita bisa meraih dua keutamaan itu: keutamaan ibadah haji dan jihad fi sabilillah. Amin.
Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. [Arief B. Iskandar]

copass from http://hizbut-tahrir.or.id/2010/10/28/haji-jihad/   

Membuat Read more ... Pada Blog


Tulisan “Read more …” atau “Baca lebih lanjut …” biasa kita lihat pada web atau blog, tanda tersebut biasanya untuk mengarahkan kita membaca artikel yang diberi tanda tersebut lebih detail. Pada WordPress untuk memotong artikel dan memunculkan tanda tersebut sangat mudah, karena telah disediakan dalam Text Editor-nya, tapi untuk Blogspot tidak ada, nah bagaimana cara kita memotong artikel sehingga pada tampilan Home blog kita tidak terlalu panjang kebawah, apalagi kalo di home ada banyak artikel yang ditampilkan (wah bakalan panjang jauh deh kita scroll ke bawahnya, dan kecenderungannya pengunjung enggan untuk melakukan itu, akibatnya tidak semua artikel terbaca).
Dalam Blogspot memang tidak disediakan tools untuk memotong artikel tersebut, jadi     kita harus melakukan sedikit modifikasi dan sedikit usaha untuk bisa membuatnya. Keuntungan lain dari adanya tanda “Read more …” ini bagi kita pemilik blog tentunya pada traffic, mengapa traffic? Karena pengunjung sendiri akan membuka lebih dari satu halaman (pertama halaman home, dan kedua halaman artikel yang bersangkutan itu sendiri).
Bagaimana cara membuat tanda ini, akan coba saya jelaskan dengan bantuan gambar supaya lebih memudahkan (kaya Pak Guru nih, mana papan tulisnya???)
Pertama, kita masuk ke Control Panel blog kita, dan masuk pada tab Layout.
Kemudian masuk pada tab Edit HTML, jangan lupa untuk mencentang kotak Expand widget template.
Nah, pada bagian ini kita cari script di bawah ini. Secara prinsip sebenarnya kita menambahkan script Read More di antara script di bawah ini.
Atau
Sebelum script

Untuk memudahkan gunakan fungsi pencarian pada browser (biasanya dengan menekan tombol CTRL + F), dan cari script tersebut di atas dengan kata kunci ‘post-header-line-1′ (tanpa tanda petik).
Setelah ketemu, masukan script berikut ini di bawah dari script yang kita cari tadi.




Setelah kita masukan script pertama di antara script default tadi , berikutnya kita sisipkan script tambahan kedua di bawah script ini , nah di bawah script tersebut masukkan script kedua berikut ini,


Read more...
Untuk kata kata “Read More……”, bisa kita ganti dengan kata lain sesuai keinginan kita.
Setelah itu kita simpan template yang baru kita rubah.
Langkah kedua, kita masuk ke tab Setting, dan kemudian masuk ke tab Formatting.
Kita menuju ke Post Template (ada di bagian bawah), dan masukkan script berikut ini dalam boks yang tersedia. Dengan memasukan script berikut pada Post Template, maka setiap kali kita akan membuat artikel baru, script berikut akan otomatis muncul (dalam mode Edit HTML), jadi kita tinggal memindahkan tempatnya saja.

Selesai, simpan setingan yang baru tersebut.
Sekarang kita masuk ke langkah ketiga, cara memotong artikel.
Pada saat kita membuat posting baru, coba untuk melihat pada tab Edit Html, di sini kita akan melihat script yang otomatis sudah ada (karena kita tadi sudah memasukkan di Post Template), nah fungsi dari dari script tersebut adalah sebagai pembatas antara artikel pendahuluan dan artikel lanjutan. Untuk artikel pendahuluan (yang nantinya muncul di home) berada di atas script dan sisanya berada di bawahnya, dan pada akhir ditutup dengan .
Untuk input kita bisa menggunakan tab Compose atau Edit Html, yang penting peletakkan 2 script tersebut.
Setelah itu bisa kita Publish artikel kita.
Sebagai contoh berikut contoh artikel yang belum ditambahkan “Read More…” dan yang sudah.
Tutorial ini menggunakan blog http://classy-car.blogspot.com sebagai contoh dan telah mendapatkan ijin dari pemilik blog (yaitu saya sendiri, hi hi hi).
Penting: Sebelum memasang script di dalam Blogspot, ada baiknya copy paste dulu di notepad, dan ganti tanda ” dan ‘ (petik ganda dan petik tunggal melalui notepad, setelah itu baru copy paste di Blogspot), ini untuk mengantisipasi perbedaan font type yang kadang bisa mengakibatkan error.

copass from : http://ariawijaya.com/2009/01/17/membuat-%E2%80%9Cread-more-%E2%80%A6%E2%80%9D-pada-blogspot/   

Sabtu, 13 November 2010

Jika Hamba Jatuh Hati (JH-JH)

Ya Allah... jika hamba jatuh cinta
cintakanlah pasa seseorang
yang melabuhkan cintanya padaMU
agar bertambah kekuatanku untuk mencintaiMU

Ya Muhaimin... jika hamba jatuh hati
izinkanlah hamba untuk meraih hati
seseorang yang hatinya tertaut padaMU
agar hamba tidak terjatuh dalam jurang cinta nafsu...

Ya Rabb... jika hamba jatuh hati
jagakanlah hati hamba padanya
agar kiranya tidak memalingkan
hati hamba daripada hatiMU...

Ya Rabbul izzati... jika hamba rindu
rindukanlah hamba pada
seseorang yang merindukan syahid di jalanMU
agar hamba haus akan perjuangan di jalanMU

Ya Allah selamatkan hamba dari segala hal yang Engkau hinakan...
Ya Allah jauhkan hamba dari segala hal yang Engkau nistakan...
Jadikan hamba sebagai ujung tombak perjuangan cinta kasihMU
meretas kasih abadi dalam perjuangan bersama orang yang Engkau ridloi

Ya Allah Ya Rabb...

Rabbii yassir walaa tu'assir, fainna taisiiro kulla 'asiirin 'alaika yasiir
Allahumma tammim bil khoir, wa yassir amrii Ya Allah...

Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrata a'yun waj'alnaa lilmuttaqiina imaaman

"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa"

Amien...

Selasa, 03 Agustus 2010

Seminar Dinar Dirham, lagi-lagi membludak

Sungguh acara yang sangat luar biasa, seminar yang dibuka secara langsung oleh Pembantu Dekan 3 dengan pemukulan 3 kali Gong ini ditumpahi oleh peserta dari berbagai elemen baik akademisi, wartawan, mahasiswa, praktisi perbankan, bahkan siswa sma ini merupakan olah gawe KSEI-FSQ FE Unlam ini berjalan dengan penuh antusias para peserta degan dukungan para pembicara yang sangat kompeten untuk membahas permasalahan yang diangkat dengan tema "Bedah Dinar Dirham, Menemukan Nilai Hakiki Didalamnya".

Tak jauh dari seminar ekonomi islam yang pernah yang pernah diadakan sebelumnya, peserta seminar kali ini jauh dari target semula, bermula dari target 150 peserta namun untuk kesekian kalinya peserta terpaksa membludak dan membengkak hingga 200 peserta, panitiapun kewalahan menghadapinya. Acara ini merupakan rentetan acara dari Islamic Market $ Syariah Expo ini dipanaskan oleh tiga pembicara dari berbagai elemen, baik praktisi perbankan, akademisi, serta aktivis ekonomi Islam: Bapak Taufik Saleh selaku Peneliti Madya BI Kalsel, Bapak Syahrituah Siregar dari elemen akademisi unlam yang sudah tidak asing lagi sebagai pengamat ekonomi kalsel serta Ustadz Ismail Yusanto yang wajahnya sering nongol di televisi untuk acara dialog-dialog permasalahan ekonomi>>>

Seminarpun diawali pembahasan mengenai konsep mata uang serta fungsi mata uang sendiri oleh bapak Taufik Saleh (Ekonom BI). Kitapun dapat mengetahi flash back dari suatu mata uang. kemudian dilanjutkan dengan pembahasan lebih jauh mengenai dinar-dirham dan permasalahan ekonomi lainnya oleh dua pembicara lainnya.

Dampak krisis finansial global yang merupakan bukti gagalnya sistem ekonomi kapitalisme masih kita rasakan hingga saat ini. Alhamdulillah, seminar yang menyoal permasalahn moneter ini dapat menyuguhkan solusi moneter bagi uatu negara (materi bisa didownload disini Bahan Seminar Dinar Dirham.rar). Dapat disimpulkan bahwa akar permasalahan krisis finansial global sebagai berikut, Pertama: Uang tidak lagi sebagai alat tukar saja,uang telah menjadi komoditi yang diperdagangkan (dalam bursa valuta asing dan bursa saham) dan ditarik keuntungan (interest) alias bunga atau riba dari setiap transaksi peminjaman atau penyimpanan uang. Kedua: Persoalan mata uang, penggunaan uang kertas dan nilai mata uang suatu negara terikat dengan negara lain, tidak pada dirinya sendiri, sehingga nilainya tidak pernah stabil. Ketiga: Berkembangnya kegiatan ekonomi judi (maysir) dan penuh spekulasi (gharar) seperti dalam “perdagangan” saham dan produk keuangan derivativ. Semua itu bermuara pada mata uang yang digunakan oleh suatu negara, dikutakan oleh Bapak Syahrituah Siregar bahwa secara umum sistem moneter saat ini memiliki tabiat khusus yakni Bunga,Pasar/Bursa Modal & Bursa Komoditas, Fiat Money serta Valuta spekulatif yang menjanjikan peningkatan eknomi secara non riil yang menyebabkan buble economic sehingga berakhir pada krisis. Lebih dalam lagi dikemukakan oleh Ustadz Ismail Yusanto mengenai sumber permasalahn ekonomi suatu negara.

Bahkan secara ideologis akan membawa kita pada kesimpulan bahwa Krisis finansial global adalah fasad atau kerusakan akibat kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia dalam bidang ekonomi, Melakukan yang haram (riba, judi, gharar) dan meninggalkan yang wajib (dinar dirham, konsep kepemilikan, peran negara), Krisis ini adalah peringatan untuk kembali kepada jalan yang benar, jalan yang benar adalah jalan Islam.

Ustadz Ismail Yusanto tidak hanya memberi paparan fakta dan kisaran konsep saja, namun dengan khasnya beliau memberikan paparan solutif berikut; Ganti sistem ekonomi dan keuangan kapitalisme dengan sistem ekonomi dan keuangan Islam, Ganti paradigma ekonomi dan keuangan berasas manfaat semu dengan asas halal dan haram berdasarkan syariah yang akan memberikan manfaat hakiki, Sistem ekonomi dan keuangan Islam akan memberikan rahmat (kebaikan) kepada semua orang, muslim maupun non muslim, Kestabilan dan keadilan ekonomi akan tercipta, kesejahteraan untuk semua.

Secara strategis seminar yang juga dihairi wartawan media cetak Barito Post, Smart FM serta Banjar TV ini, Ustadz Ismail Yusanto juga memberikan solusi untuk menata kembali sektor riil dengan pelaku pasar rakyat luas, dengan barang dan jasa yang nyata sehingga memberikan dampak ekonomi (pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja) secara nyata pula,

Kemudian menghimbau pada kita semua untuk meninggalkan pasar semu (bersifat bubble) yang elitis (hanya segelintir orang yang menikmati), spekulatif (berdasar rumor bukan rasionalitas), manipulatif (banyak mengandung tricki-tricki jahat) dan destruktif (merusak ekonomi riil seperti yang sekarang ini sedang terjadi) yang berakibat pada proses pemiskinan masyarakat.

Kemudian hal lain yang dirasa penting adalah memfungsikan uang hanya sebagai alat tukar saja dengan menghapus kegiatan judi dan spekulasi dan menghilangkan riba sebagai sumber labilitas ekonomi serta memberlakukan mata uang dinar dan dirham dan dunia perbankan juga harus segera ditata dengan menerapkan lembaga keuangan sesuai prinsip-prinsip syariah sebagai satu-satunya pilihan.

Sungguh sayang dan ruginya bagi yang tidak meyaksikan secara langsung pemaparan pemateri yang disampaikan pada seminar dinar dirham kali ini... Namun tidak ada alasan untuk bersedih hati, karena KSEI-FSQ Unlam masih memiliki berbagai macam kegiatan yang dipersiapkan untuk syiar ekonomi Islam. Baik kajian bersifat rutin maupun insidentil atau bahkan kajian ekonomi islam intensif lainnya, dan yang pasti ada yang harus mengeluarkan kocek dan GRATIS.

Kita semua mendapatkan berbagai tambahan macam ilmu baru, namun pertanyaannya adalah apakah kita akan mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat atau hanya membiarkan sebagai angin lalu?? atau bahkan adakah salah satu bagian pembahasan yang tidak memuaskan akal kita sebagai manusia sehingga kita enggan untuk menerapkan dalam kehidupan atau bahkan terdapat permasalahan lain??

Meski kita tahu untuk mencapai kebaikan secara keseluruhan, tidak lepas dari peran politik yakni negara sebagai pemangku kebijakan dengan penerapan politik islam, rakyat secara keseluruhan, bahkan individu.

don't ever give up to study islamic economic and apply it... (Zainal Hamba Allah)

Kamis, 03 Juni 2010

Doktrin Kitab Talmud

Talmud merupakan kitab suci kelompok Zionis-Yahudi di seluruh dunia. Seluruh tindak-tanduk Zionis-Israel mengacu pada ayat-ayat Talmudisme. Bahkan Texe Marrs, investigator independen Amerika yang telah menelusuri garis darah Dinasti Bush selama enam tahun, menemukan bukti bahwa keluarga besar Bush, termasuk Presiden AS George Walker Bush, merupakan sebuah keluarga yang sangat rajin mendaras dan mempelajari Talmud.

"Dinasti Bush adalah dinasti Yahudi dan mereka menjadikan Talmud sebagai kitab sucinya. Adalah salah besar menyangka mereka sebagai keluarga Kristiani. Mereka menunggangi kekristenan untuk menipu warga Kristen dunia. Padahal, mereka merupakan keluarga Talmudis yang taat, " demikian Texe Marrs.

Kita tentu sudah banyak mendengar tentang Talmud. Namun belum banyak yang mengetahui apa saja ayat-ayatnya. Berikut kami tampilkan sejumlah ayat-ayat Talmud yang menjadi dasar segala tindakan kaum Zionis terhadap orang-orang non-Yahudi (Ghoyim atau Gentilles), dan darinya Anda akan bisa "memahami" mengapa kaum Zionis selalu saja mau menang sendiri, selalu mengkhianati perjanjian, dan sebagainya. Inilah ayat-ayat suci mereka:

"Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang." (Kerithuth 6b hal.78, Jebhammoth 61a)

"Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi." (Midrasch Talpioth 225)

"Angka kelahiran orang-orang non-Yahudi harus ditekan sekecil mungkin." (Zohar II, 4b)


"Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih daripada babi yang sakit." (Orach Chaiim 57, 6a)

"Tuhan (Yahweh) tidak pernah marah kepada orang-orang Yahudi, melainkan hanya (marah) kepada orang-orang non-Yahudi." (Talmud IV/8/4a)

"Di mana saja mereka (orang-orang Yahudi) dating, mereka akan menjadi pangeran raja-raja." (Sanhedrin 104a)

"Terhadap seorang non Yahudi tidak menjadikan orang Yahudi berzina. Bisa terkena hukuman bagi orang Yahudi hanya bila berzina dengan Yahudi lainnya, yaitu isteri seorang Yahudi. Isteri non-Yahudi tidak termasuk." (Talmud IV/4/52b)

"Tidak ada isteri bagi non-Yahudi, mereka sesungguhnya bukan isterinya." (Talmud IV/4/81 dan 82ab)

"Orang-orang Yahudi harus selalu berusaha untuk menipudaya orang-orang non-Yahudi." (Zohar I, 168a)

"Jika dua orang Yahudi menipu orang non-Yahudi, mereka harus membagi keuntungannya." (Choschen Ham 183, 7)

"Tetaplah terus berjual beli dengan orang-orang non-Yahudi, jika mereka harus membayar uang untuk itu." (Abhodah Zarah 2a T)

"Tanah orang non-Yahudi, kepunyaan orang Yahudi yang pertama kali menggunakannya." (Babba Bathra 54b)

"Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non-Yahudi kepada kejatuhan." (Babha Kama 113a)

"Kepemilikan orang non-Yahudi seperti padang pasir yang tidak dimiliki; dan semua orang (setiap Yahudi) yang merampasnya, berarti telah memilikinya." (Talmud IV/3/54b)

"Orang Yahudi boleh mengeksploitasi kesalahan orang non-Yahudi dan menipunya." (Talmud IV/1/113b)

"Orang Yahudi boleh mempraktekan riba terhadap orang non-Yahudi." (Talmud IV/2/70b)

"Ketika Messiah (Raja Yahudi Terakhir atau Ratu Adil) dating, semuanya akan menjadi budak-budak orang-orang Yahudi." (Erubin 43b)

Inilah sebagian kecil dari ayat-ayat hitam Talmud. Inilah landasan ideologis kaum Zionis dalam hidupnya. Setiap hari Sabtu yang dianggap suci (Shabbath), mereka mendaras Talmud sepanjang hari dan mengkaji ayat-ayat di atas. Mereka menganggap Yahudi sebagai ras yang satu-satunya berhak disebut manusia. Sedangkan ras di luar Yahudi mereka anggap sebagai binatang, termasuk orang-orang liberalis yang malah melayani kepentingan kaum Zionis.(rizki)


copas from http://gazanews.wordpress.com/2009/02/14/doktrin-kitab-talmud/


Kamis, 01 April 2010

GARIS BESAR PENERAPAN DINAR EMAS

Untuk memfasilitasi pengenalan dan peredaran Dinar Islam dan penggunaannya dalam perdagangan, diawali oleh satu negeri yang menerima Dinar Emas Islam sebagai legal tender . Hal ini akan mengembangkan jangkauan globalnya dan akan membuka kemungkinan melakukan kontrak dagang dengan satuan hitung Dinar Islam.

Pengantar
Langkah yang paling nyata dalam kemajuan ini adalah pulihnya sistem keuangan real dan meniadakan secara berturut-turut kertas cetakan simbol uang dan uang fiksi yang dimanipulasi dalam pasar spekulasi serta perjudian pasar saham.

Dinar emas dan Dirham perak telah diterima secara universal sebagai alat tukar selama ribuan tahun dan mulai dikenali kembali sebagai jalan menuju kewarasan, kewajaran dan kejujuran.

Secara serempak, e-Dinar yang didukung sepenuhnya oleh emas secara fisik sama dengan yang ada dalam peredaran, rumusan investasi untuk perdagangan (Qirad), bagi-hasil untuk produksi (Shirkat) dan bentuk terpercaya perwakilan dengan keuntungan wajar (Wakala dan Qafilah) akan menyertai restorasi Perdagangan Islam.

Konsekwensi dari proses ini akan sangat banyak, akan kita dapatkan kembali Blok Perdangangan Islam dengan uang sejati, Dinar Emas Islam atau Dirham Perak. Kemudian, bersatunya Ummat Islam, terbentuknya kembali keseimbangan kekuasaan di dunia, akhir dari supremasi dollar dan berakhirnya oligarki para miliuner dan biliuner, yang menguntungkan orang miskin saat ini dan gerak-maju yang berpihak pada masyarakat, bukan korporasi.

Kami menginginkan kontribusi dan menjadi bagian dari perubahan sejarah dengan selalu memberikan berita-berita relefan dan tulisan menarik, dokumen dan riset mengenai subjek ini.

Ringkasan
Menghidupkan kembali Dinar Emas sebagai alat tukar dalam kerangka blok Perdagangan Islam akan menjadi memungkinkan bila:
  1. Kita tidak menyerahkannya pada konsensus politik
  2. Kita berpegang pada pengaplikasian dan program fungsional yang diarahkan untuk memperkuat perdagangan melalui mekanisme inti moneter
  3. Kita mendapatkan dukungan dari negeri-negeri Muslim seperti Malaysia
Usulan Kami
Memulai program saat ini juga. Kita memerlukan Mekanisme Inti Moneter dan setahap demi setahap menambahkan fungsinya.

Mekanisme Inti Moneter terdiri dari:
Fisik Dinar dan Dirham, dengan sistem pembayaran elektronik (e- payment ) yang didukung oleh emas, disebut juga pengoperasian e-dinar. Pasar Islam yang nyata, dengan pasar elektronik (e- market ) yang menggunakan sistem pembayaran e-dinar, kontrak Qirad untuk investasi perdagangan, dengan layanan audit on-line e- qirad yang memungkinkan investor berhubungan langsung dengan para pedagang.

Kunci Pertimbangan
  1. Menghidupkan alat tukar Syariah, Dinar dan Dirham, sebagai permasalahan politik utama yang dihadapi Ummat Islam hari ini akan lebih berat dari permasalahan politik lainnya.
  2. Dinar dan Dirham Islam, karena menguntungkan bagi setiap Muslim, merupakan kebijaksanaan politik terdepan bagi politik penyatuan Muslim saat ini. Penggunaannya oleh Muslim akan mempercepat pembentukan blok Perdagangan Islam berdasarkan alat tukar Islam Universal.
  3. Dinar dan Dirham Islam akan mewujudkan aspirasi penegakkan " Dar al-Islam " yang tidak dapat dicapai oleh metoda ekonomi atau politik lain.
  4. Dinar dan Dirham untuk sementara harus dipisahkan dari proses politik disebabkan institusi politik belum memungkinkan untuk menerimanya pada saat ini.
  5. Di sisi lain, alat tukar tidak dapat dipisahkan dari perdagangan. Menghidupkan kembali Dinar Islam harus secara serempak diiringi oleh pembangunan kembali Perdagangan Islam. Perdagangan Islam mewakili paradigma baru yang menantang dan menggantikan nilai, institusi, instrumen dan model dari ortodoksi ekonomi-masa-kini.
Bagaimana Melakukannya
Kita mengajukan alat tukar berbasis-emas untuk perdagangan berisiko-rendah dan berbiaya-rendah yang pararel dengan uang kertas yang beredar.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana untuk memperkuat peredaran uang emas dan perak. Yang paling utama adalah kita menyediakan sistem pembayaran elektronik yang dapat memfasilitasi transfer dan perdagangan dengan Dinar Islam. E-dinar mewakili pembayaran elektronik pertama berbasis Dinar Islam, yang 100% didukung oleh fisik emas dan menyediakan kemudahan dalam transaksi via internet. Hemat, nyaman dan kecepatan transaksi menjadikannya lebih unggul dari berbagai bentuk perbankan modern.

Penggunaan Dinar Islam secara moneter akan lebih baik bila didukung terlebih dahulu melalui pengenalan terhadap inti tujuan Islam, khususnya untuk pembayaran Zakat dan Mahar. Seiring dengan itu, penggabungan dengan pasar elektronik yang sudah ada dan instrumen investasi berdasarkan-qirad baru untuk mengembangkan penggunaannya dalam perdagangan, sehingga membalikkan aliran-uang dari uang yang terjadi hari ini menjadi aliran-uang dalam perdagangan. Pengintegrasian terencana atara e-dinar dengan e-market dan sistem e-qirad yang baru dibangun sangat membantu kembalinya investasi Muslim bagi perekonomian Islam.

Untuk memfasilitasi pengenalan dan peredaran Dinar Islam dan penggunaannya dalam perdagangan, diawali oleh satu negeri yang menerima Dinar Emas Islam sebagai legal tender . Hal ini akan mengembangkan jangkauan globalnya dan akan membuka kemungkinan melakukan kontrak dagang dengan satuan hitung Dinar Islam.

Pembangunan blok-bangunan yang menjadi tempat pencetakan dan pengedaran koin emas dan perak, pengembangan sistem pembayaran e-dinar dan intergrasinya terhadap pasar-elektronik yang ada dan pengembangan sistem e-qirad baru untuk mendanai dan merangsang perdagangan. Implementasi fisik dari pasar-terbuka, karavan dan paguyuban sebagai pembaharuan dari proses produksi akan mengikuti kemudian.

Garis bawahi:
Jumlah pengguna Dinar Islam akan menjadi Blok Perdagangan Islam secara de facto.

Persatuan Moneter atau Layanan Moneter?
Bagaimana dunia mempergunakan Dinar Islam? Bagaimana kita harus melibatkan negeri Muslim lainnya? Haruskah kita mengikuti jalur politik dari Persatuan Moneter seperti halnya Euro atau haruskah kita membangun suatu layanan moneter dengan pengembangan fungsi yang beriringan dengan mata uang yang ada saat ini?

Kita yakin bahwa proses politik dari persatuan moneter merupakan proses yang bertumpu pada bermacam-macam uang kertas yang saat ini beredar di negeri-negeri Muslim menjadi satu mata uang, kalaupun memungkinkan, panjang dan penuh masalah. Lebih jauh lagi, ketika mempertimbangkan perbedaan politik dan ekonomi antara negara Muslim yang berbeda, tampaknya sangat tidak memungkinkan bila mereka akan bersatu dengan cara ini.

Pada sisi lain, dikarenakan nilai intrinsik dari Dinar emas dan Dirham perak, yang sangat diterima sebagai alat tukar akan melampaui peresmian undang-undang dari institusi kenegaraan.

Emas sebagai Komoditas
Emas dan perak, tidak seperti uang kertas, tidak tergantung pada jaminan pihak ketiga. Memiliki nilai sebagai zat mereka sendiri sebagai komoditas, dan seperti komoditas lainnya, memiliki nilai intrinsik sebagaimana nilainya sebagai mata uang. Oleh karenanya menjadi penting untuk difahami bahwa koin emas selalu bernilai meskipun hanya meliputi sejumlah kecil pengguna moneter.

Pengupayaan pemersatuan uang kertas, meskipun seluruh negeri Muslim turut serta dalam pelaksanaannya, proses ini sangatlah sulit dan kusut, bahkan tidak mungkin. Alasannya adalah agar dapat berjalan, uang kertas teoritis tersebut harus berhasil bersaing terhadap USD. Hanya Dinar Islam saja yang memiliki kemampuan seperti itu, terlepas dari jumlah awal yang menggunakannya.

Sebagai tambahan, perbedaan ekonomi antara negeri muslim sangatlah besar sehingga proses yang diperlukan dalam pengintegrasiannya akan memperlemah mata uang yang lebih kuat tanpa memperkuat sama sekali mata uang yang lebih lemah. Sebagai contoh menarik adalah kegagalan Euro untuk diintegrasikan terhadap GBP dan mata uang Eropa lainnya seperti Krona Swedia, tanpa mengikutkan jumlah beban biaya yang harus ditanggung dalam penggabungan mata uang ini, dalam hubungan devaluasi mata uang nasional lebih dari 20% dan biaya aktual implementasi, yang mencapai nilai 100 triliun Euro.

Proses politik mendirikan mata uang Muslim baru akan mengakibatkan beban yang sangat berat --yang tidak mungkin ditanggung-- oleh negeri-negeri Muslim. Pada sisi lain untuk memilih penggunaan koin emas dan perak oleh masyarakat merupakan upaya yang jujur, aman, rendah-biaya dan rendah-risiko untuk memulai pemersatuan negeri-negeri Muslim secara organik dan jalan evolusi melalui pembentukan alat tukar Universal yang seiring dengan cara pembayaran yang ada.

Kita juga yakin bahwa model terbaik untuk mewujudkan kembalinya Dinar Islam adalah dengan mendirikan layanan moneter yang dapat dikembangkan yang seiring dengan sistem mata uang yang telah ada. Layanan moneter tersebut harus mudah dan bebas tersedia bagi siapapun yang mencari alternatif dari sistem-moneter berbasis-kertas serbaguna.

Layanan Monoter yang Dapat Dikembangkan
Sistem Pembayaran: e-dinar.com
Bagaimana untuk memperkuat pemakaian moneter emas dan perak? Yang paling utama adalah memperkuat penyediaan sistem pembayaran elektronik yang akan memfasilitasi transfer dan perdagangan menggunakan Dinar Islam.

E-dinar adalah sistem pembayaran elektronik pertama yang berbasis Dinar Islam yang 100% didukung oleh emas secara fisik yang digudangkan di gudang bullion sentral global yang bertempat di Dubai (UEA). Transaksi antara pemilik rekening didirikan seccara instan melalui perantaraan agen atau wakil virtual (dilaksanakan oleh database) yang mengadministrasikan dan mengoperasikan rekening mewakili pemilik rekening yang mengistruksikan melalui Internet. Sistem e-dinar memungkinkan semua pemegang rekening untuk melakukan transaksi pembayaran global secara instan, semudah yang dilakukan oleh bank saat ini, dengan kemudahan transaksi melalui Internet.

Fungsi pokok dari sistem e-dinar meliputi fungsi in-exchange dimana pemegang rekening mengkonversi uang kertas kedalam rekening e-dinar, fungsi spend dimana pemilik rekening dapat mentransfer kepada pemilik rekening e-dinar lainnya, dan out-exchange atau fungsi redeem dimana pemilik rekening mengkonversi e-dinar menjadi uang kertas (out-exchange) atau menjadi fisik Dinar emas (penebusan). Pada saat ini sistem e-dinar baru meliputi Dinar emas, meskipun demikian Dirham perak akan segera ditambahkan dimasa yang akan datang. Karena transaksi berjalan dengan singkat dan terjadi secara langsung antara individu pemegang rekening, penlaksanaannya berjalan secara otomatis untuk menghilangkan kemungkinan munculnya kekusutan akibat perantaraan pihak ketiga seperti yang terjadi pada kasus perbankan.

Kemudahan yang menjadi kunci kelebihan sistem e-dinar yang disebutkan di atas menjadikannya unggul terhadap segala bentuk perbankan moderen, sehingga terbentuk pondasi bagi penggunaan emas dan perak sebagai alat tukar universal. Saat ini e-dinar sudah beroprasi dan dapat dipergunakan sebagaimana disebutkan.

Pengembangan baru dalam e-dinar dapat memasuki akses melalui mobile-phone untuk pemegang rekening pembayaran fasilitas m-commerce, integrasi sistem e-dinar dengan sistem pembayaran on-line lainnya (sudah berjalan pada e-gold), dan penambahan teknologi 'smart card' untuk peningkatan secara substansial kenyamanan dalam fungsi in-exchange dan out-exchange. Tersedianya   'smart card' pada khususnya akan meningkatkan kemudahan pengguna dengan konversi instan antara mata uang kertas dengan e-dinar, sehingga menghilangkan transaksi bank yang mahal dan penundaan waktu transfer yang berhubungan dengan mata uang internasional.

Upaya pengembangan berikutnya adalah sistem e-dinar yang secara keseluruhan difokuskan kepada peningkatan kenyamanan pemakai termasuk juga pengembangan jaringan e-kiosk yang telah ada bagi negara member Muslim untuk memfasilitasi pertukaran-keluar-masuk, yaitu konversi timbal balik e-dinar dari atau menjadi mata uang kertas nasional. Hal ini akan memungkinkan Bank Sentral berperan sebagai penyelenggara dalam proses menyediakan kurs harian dari mata uang nasional terhadap e-dinar.

Kunci kelebihan dari jaringan e-kiosk antara lain:
Pengembangan ini akan menjamin penerimaan mata uang lokal terhadap sistem e-dinar pada tingkat biaya serendah mungkin bagi pemilik rekening. Persetujuan tersebut sesingkat mungkin terjadi melalui penyelenggaraan rekening e-dinar khusus atau ' reserve accounts ' untuk Bank Sentral dan pelaku ekonomi keuangan besar lainnya saat ini. Dengan berkembangnya permintaan, simpanan lokalakan didirikan di Malaysia dan negeri Muslim lainnya yang turut berpartisipasi.

Pengembangan besar lainnya dalam layanan moneter adalah bukan hanya bergantung pada sistem pembayaran e-Dinar tapi juga untuk penggunaan aktual dan status legal dari Dinar Islam.

Mengembangkan Fungsi Moneter Dinar Emas Islam
Pilar Pertama: Pembayaran Zakat
Berdasarkan syariat Islam, pembayaran Zakat harus dilakukan dalam 'ayn dan bukan dayn, dengan kata lain, diperbolehkan menggunakan komoditas real/nyata tapi bukan dalam bentuk hutang atau nota janji bayar (uang kertas). Berdasarkan ini, hingga saat runtuhnya Kekalifahan, Zakat tidak diperbolehkan untuk ditunaikan   dalam bentuk uang kertas (fulus).

Kembalinya uang Syariah untuk pembayaran Zakat harus menjadi prioritas utama dalam implementasi Dinar Islam sebagai uang Muslim, karena dengan berjalannya pembayaran Zakat secara benar akan secara potensial memicu pengembangan penuh uang ini. Bila pembayaran dilakukan secara benar dalam koin emas dan perak, koin ini akan menemukan jalannya memasuki pedagang dan supliernya dan kedalam perekonomian. Penetrasi terhadap pedagang profesional akan lebih lanjut diperkuat melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem e-dinar.

Akan sangat rasional untuk mengasumsikan bahwa uang Islam sebagai yang pertama diupayakan dalam memenuhi rukun Islam. Ini akan menjadikan pembayaran Zakat sebagai masalah utama dan paling mendasar yang harus dituju.

Berikut ini adalah contoh dari UAE untuk mengilustrasikan akibat dari pembayaran Zakat dalam emas dan perak:

Pilar Kedua: Finansial Global Berbasis Emas
Bagaimana emas dan perak menjadi koin diluar sistem perbankan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi? Bagaimana emas dipergunakan sebagai investasi dan macam investasinya?

Saat ini, emas paling banyak dipergunakan dalam bentuk perhiasan sebagai perlindungan terhadap inflasi. Emas ini "tersembunyi dibawah kasur" sehingga tidak memiliki kontribusi terhadap ekonomi. Koin emas, disamping sebagai perlindungan terhadap inflasi, juga mewakili maksud dari pembayaran dan investasi, dimana mereka bersirkulasi secara bebas dan memiliki peran langsung terhadap perekonomian.

Investasi emas, juga sebagai alat tukar, harus sesuai dengan Syariah. Bentuk utama dari   investasi dalam Dinar dan Dirham dimasa lalu adalah Qirad. Sangat disayangkan, Qirad atau mudharabah, sejak beberapa tahun kebelakang telah sepenuhnya menyimpang akibat upaya justifikasi perbankan 'Syariah'. Sejatinya, Qirad merupakan bentuk investasi terpenting yang dedikasikan untuk perdagangan. Fakta bahwa perdagangan berhenti bukan berarti Qirad menjadi sesuatu yang kuno; melainkan dengan kembalinya Qirad akan mengakibatkan kembalinya bentuk perdagangan bebas monopoli.

Pentingnya Qirad
Qirad merupakan bagian penting dari perdagangan yang tidak boleh dianggap remeh. Menurut Ferdinand Braudel, Sejarawan Perancis, yang menjadi orang Eropa pertama yang mengenali bahwa berjalannya Qirad di pesisir Itali, dengan nama commenda, sebagai penyebab utama ledakan perdagangan di kota-kota pemerintahan Itali yang melahirkan Renaissance . Qirad menyalurkan harta simpanan komunitas ke usaha yang paling menguntungkan: perdagangan.

Rasulullah, sallallahu alayhi wa sallam, mengatakan:
"9/10 bagian risq (pendapatan) didapat dari perdagangan."

Dengan kata lain beliau berkata: 9/10 bagian keuntungan berasal dari perdagangan. Memperkuat perdagangan merupakan kunci pemulihan kembali ummat Islam dan masyarakat. Dan syarat pemulihan ini adalah mengenalkan kembali investasi Qirad yang sesungguhnya dalam perdagangan.

Qirad memperkuat Perdagangan, dan Perdagangan memperkuat Qirad.
Investasi Qirad harus dilakukan dalam Dinar emas atau Dirham perak. Qirad harus dijaga ketat oleh Syariah, yang berarti pertama dan yang terutama Qirad didesain untuk membiayai perdagangan; kedua, agen (penerima dana) Qirad tidak memberikan jaminan investor. Berdasarkan dua prinsip ini, dua prinsip selanjutnya adalah:

Pertama, pembiayaan perdagangan memperbolehkan perdagangan untuk mencapai potensi maximum.

Kedua, tidak seperti dalam perbankan dimana 'uang mengalir ke uang' (prinsip jaminan), dalam Qirad uang disalurkan kepada mereka yang memiliki kemampuan untuk melakukan yang terbaik. Yang menarik untuk dicatat adalah dalam distorsi ekonomi keuangan hari ini, lebih dari 95% pendanaan diinvestasikan dalam instrumen moneter dan kurang dari 5% kedalam perdagangan. Persentasi inilah yang harus diputar balik.

Qirad, Investasi tanpa Jaminan
Tanpa jaminan, mekanisme untuk penaksiran seorang agen Qirad dinilai berdasarkan evaluasi atas kejujuran, integritas dan kapabilitasnya. Dahulu, evaluasi tersebut berdasarkan pada reputasi dan prestasi para agen. Kini, penaksiran agen bisa lebih efektif diatasi secara rekaman elektronik dari prestasi terdahulu dari pedagang pelaku kontrak Qirad. Sebagai contoh: pada kontrak Qirad pertama pedagang menghasilkan profit 12%, pada Qirad kedua 30% dan pada Qirad ketiga 5%, dan seterusnya. Catatan prestasi tersebut menjadi rangking bagi pedagang yang dinilai oleh investor dengan sistem klasifikasi seperti yang berlaku di hotel berbintang (seperti 1 bintang, 2 bintang, pedagang 3 bintang, dan seterusnya).

Menentukan nilai kejujuran dan prestasi
Melalui persyaratan auditor independen yang menaksir prestasi pedagang, setiap catatan transaksi Qirad akan membantu menentukan keseluruhan Qirad yang dapat diandalkan. Bila evaluasi tersebut dicatat secara digital dan disampaikan, pembentukan fasilitas berbasis-internet akan sangat membantu fasilitas investasi e-qirad, sebanding dengan penawaran dan kedudukan perusahaan-perusahaan yang ada di pasar saat ini: e-qirad.com (siap untuk dikembangkan).

e-qirad menggunakan e-dinar sebagai sarana pembayaran untuk memfasilitasi pembentukan kembali investasi Islam sesungguhnya.

Saat ini, yang konon-disebut investasi syariah, kira-kira mencapai 86 triliun USD. Investasi tersebut umumnya ber-denominasi USD dan diinvestasikan di Bursa Saham Amerika dan Eropa. Investasi syariah rekaan ini akan terkalahkan oleh ekonomi Muslim, e-qirad akan mengembalikan kekayaan ummat Islam pada para pedagang Muslim, aset kita yang terbaik yang terabaikan.

Pilar Ketiga: Legal Tender
Banyak negara, termasuk Malaysia, menggunakan koin emas sebagai legal tender paralel dengan mata uang kertas mereka. Pembentukan Islamic Gold Dinar (IGD) sebagai legal tender di suatu negeri Muslim merupakan persyaratan penting untuk mengembangkan jangkauan globalnya. Cukup dimulai dari satu negara saja penerapan IGD sebagai legal tender untuk mendapatkan status legalnya kemudian penerimaanya secara internasional dapat dikembangkan kemudian.

Diterimanya IGD sebagai legal tender di Malaysia berakibat langsung pada penggunaannya sebagai alat tukar. Kemungkinan mendirikan 'kontrak emas' dengan denominasi Dinar-pun terbuka lebar. Pada skala global, status legal tender akan berjalan seiring permasalahan hukum dan perpajakan, yang bila tidak mengklasifikasikan Dinar dan Dirham sebagai uang melainkan sebagai perhiasan masih tetap menarik pajak dari mereka dengan sesuai.

Dinar Emas Islam di Jantung Perdagangan Islam
Dinar Emas Islam merupakan bagian terintegrasi dari Perdagangan Islam. Kembalinya alat tukar berdenominasi-emas akan meningkatkan dan memperkuat berjalannya Perdagangan Islam. Perdagangan Islam lebih dari sekedar perdagangan -karena cenderung mewakili persaingan bebas dibandingkan dengan monopoli pasar yang lazim terjadi saat ini.

Syariat Islam menegaskan dan melindungi perdagangan. Arti perdagangan yang disebutkan oleh WTO dengan Syariat Islam akan menunjuk pada dua hal yang berbeda. WTO mengartikan perdagangan sebagai distribusi monopoli , sedangkan perdagangan Islam menunjuk pada hal yang sepenuhnya berlawanan. Elemen kunci dari perdagangan bebas adalah pasar terbuka . Dalam lingkungan kapitalis moderen kita, institusi pasar terbuka telah dihilangkan, diganti dengan toko dan supermarket. Bagaimanapun, tanpa pasar terbuka, perdagangan dipersempit menjadi monopoli distribusi.

Bukti yang paling jelas dari hilangnya perdagangan adalah hilangnya karavan. Karena karavan tidak mungkin ada tanpa adanya pasar terbuka.

Model perdagangan Islam adalah berdasarkan larangan yang difirmankan dalan al-Quran:
"Allah telah menghalalkan Perdagangan dan
mengharamkan Riba"
(Quran 2, 275)

"Hai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah pada Allah
dan tinggalkanlah sisa Riba yang tertinggal
jika kamu benar-benar beriman.
Bila tidak, maka Allah dan Rasulnya akan memerangimu."
(Quran 2, 278-279)
Menurut pendapat kami, strategi 'pro-perdagangan' lebih produktif dibandingkan strategi 'anti-riba'. Untuk menghidupkan kembali perdagangan Islam, kita mengajukan pendekatan selangkah-demi-selangkah berikut ini:

  1. Menerbitkan dan mengedarkan uang Emas dan Perak baik fisik maupun virtual.
  2. Mengadakan kembali Pasar Terbuka dengan regulasi Syariat Islam baik fisik maupun virtual.
  3. Memulihkan kembali kontrak Islam baik fisik maupun virtual.
  4. Memulihkan kembali karavan dan rute dagang.
  5. Memulihkan kembali paguyuban untuk mendirikan-kembali produksi-terbuka.
Memajukan perdagangan merupakan perlindungan terbaik kita dalam memerangi Riba, sama halnya meningkatkan kesehatan menjadi perlindungan terbaik dari penyakit. Untuk membangun kembali model Islam yang lengkap, strategi anti-Riba saja masih belum cukup memenuhi. Dianjurkan, Muslim mengadopsi strategi pro-Perdagangan yang tidak bergantung pada bank sehingga dapat menyingkirkan upaya untuk meng-'islamisasi' perbankan --suatu upaya yang sia-sia dari awal.

Pasar Terbuka
Rasulullah, sallalllahu alayhi wa sallam, saat beliau tiba di Madinah, mendirikan mesjid dan pasar secara bersamaan, kemudian menetapkan peraturan yang berlaku di mesjid sama dengan peraturan yang berlaku di pasar: terbuka bagi siapa saja dan tidak dimiliki oleh siapapun. Sangat berbeda dengan Carrefour, rantai supermaket terbesar saat ini, Pasar Islam terbuka bagi siapapun untuk turut berdagang, semua orang memiliki hak untuk menjual dan membeli. Perdagangan tidak lagi menjadi hak istimewa sekelompok orang, sebagaimana kita tidak mungkin menerima hanya sebagian orang saja yang diistimewakan untuk beribadah di mesjid dan yang lainnya diwakili oleh mereka. Seperti halnya Muslim tidak akan pernah mentolerir perdagangan dikuasai sekelompok orang.

Dahulu, pasar terbuka tersedia di setiap kota, namun lambat-laun beralih menjadi toko besar yang pada akhirnya menjadi supermarket. Supermarket dimasa moderen, lima supermarket terbesar di Inggris mengontrol 60% retail. Di Swedia, dua supermarket besar mengontrol 80% retail. Pembelian dan penjualan dalam supermarket menggeser perdagangan menjadi distribusi dan pada saat yang sama memonopoli proses distribusi dan produksinya.

Perdagangan Islam dan pasar terbuka dapat membebaskan potensi masayarakat dan menjadi nilai dasar tanpa harus kembali menjadi 'primitif'. Ibnu Khaldun dengan pengamatannya yang tajam mengenali suatu fenomena monopoli dan mendapatkan bahwa masa kesejahteraan selalu diiringi oleh masa kemerosotan. Ia menyatakan, "Bila kamu ingin mengetahui di masa apa kamu hidup, pergilah ke pasar. Bila pasar dikuasai oleh sedikit kalangan saja, berarti itu adalah masa kemerosotan, bila pasar terbuka bagi semua orang, berarti itu adalah masa kesejahteraan".

Muslim selalu mendirikan pasar di setiap kota. Pentingnya perdagangan ditunjukkan dengan megah dan indahnya pasar-pasar yang didirikan oleh Muslim. Beberapa pasar bahkan hampir menyerupai istana dan para pedagang diperlakukan sebagai tamu-tamu terhormat dan dijamu secara gratis selama tiga hari pertama kedatangan mereka. Muslim mengenali pentingnya perdagangan didasari oleh kesejahteraan yang ditimbulkan akibat perdagangan. Allah berfirman, "Allah menghalalkan perdagangan dan mengharamkan Riba" , sayangnya pemahaman ekonomi moderen kita menggiring kita untuk mengangkat para bankir ke istana sementara para pedagang tercecer di jalanan.

Berdasarkan model satu-satunya pasar terbuka besar yang beroperasi secara reguler saat ini, 'Black Market' yang berlokasi di luar kota Amsterdam yang dimiliki dan dioperasikan oleh Bart van Kampen, kita membangun konsep '25 Pasar Terbuka di Eropa'. Pasar terbuka di Amsterdam saat ini menghadirkan kira-kira 3,500 jongko dan 10,000 tempat parkir individu, serta menarik sekitar 80,000 pendatang tiap akhir minggu . Pedagang melintasi jarak yang jauh dan datang dari negeri lain seperti Polandia timur dan Russia. Meskipun sulit untuk ditaksir, pasar ini diperkirakan menghasilkan pendapatan kira-kira 100 juta USD per tahun sehingga pada rata-rata perputaran tertinggi per meter persegi pada akhir minggu dibandingkan terhadap supermarket yang luasnya sebanding, menghasilkan pendapatan sepanjang tahun penuh. Contohnya pedagang dari Russia, rata-rata berkendara selama 2.5 hari dalam sekali jalan membawa dagangan mereka ke pasar saat akhir minggu dan menghasilkan pendapatan lebih dari yang mungkin mereka hasilkan dalam tiga bulan bekerja di Russia.

Perdagangan Islam
Saat ini perdagangan telah dihapuskan dan Riba menjadi hal biasa. Perdagangan sama sekali diartikan lain dan tidak memberikan arti bagi perekonomian.

Untuk mengembalikan perdagangan pada kejayaan sebelumnya tidak hanya diperlukan terciptanya alat tukar yang adil, tapi juga diperlukan pembangunan kembali pasar terbuka dan investasi Qirad untuk membiayai perdagangan. Dengan hadirnya pasar terbuka dan investasi Qirad pada tempatnya, karavan dan paguyuban akan hidup kembali.

Emas, pasar, investasi Qirad, karavan dan paguyuban terdengar seperti arca kuno. Bagaimanapun mereka bukanlah arca kuno melainkan kenyataan yang kekal dalam perdagangan. Dan perdagangan bebas merupakan satu-satunya alternatif terhadap kapitalisme. Seluruh instrumen ini, begitu diterapkan dalam kemurnian yang diatur dalam Syariat Islam, mewakili perdagangan Islam dalam bentuk sejatinya dan akan berakibat langsung terhadap peningkatan kesejahteraan.


Oleh Prof. Umar Ibrahim Vadillo
http://www.islamhariini.org/dinar/dinAR01.htm

ADA APA DI BALIK 'BANK ISLAM'

Sejak awal, keberadaan 'Bank Islam' telah didukung dan dianjurkan oleh para pelaku riba. Tujuan mereka hanyalah untuk membawa berjuta-juta umat Muslim di seluruh dunia - yang secara umum akan menolak penggunaan bank dan segenap institusi ribawi- ke dalam sistem moneter dan finansial internasional.

Apa yang disebut-sebut sebagai 'Bank Islam' tidak lain merupakan bagian dari institusi ribawi yang bertentangan dengan Islam. 'Bank Islam' merupakan suatu usaha aneh untuk menggoyahkan, sebagai mana yang terjadi dalam kristen, sikap tegas Islam dalam menolak riba selama 14 abad.

Sejak awal, keberadaan 'Bank Islam' telah didukung dan dianjurkan oleh para pelaku riba. Tujuan mereka hanyalah untuk membawa berjuta-juta umat Muslim di seluruh dunia - yang secara umum akan menolak penggunaan bank dan segenap institusi ribawi- ke dalam sistem moneter dan finansial internasional.   'Negara Islam' adalah salah satu rekaan dari kekuatan kolonial, dimana istilah ini memiliki arti yang bertolak belakang dengan Islam, dan memiliki sifat anti Islam, yang bermuara pada berakhirnya penjajahan kolonial secara wilayah dan dimulainya penjajahan kolonial gaya baru melalui sistem finansial.

Lembaga konstitusi model barat (yang menjadi model bagi Revolusi Perancis), telah melahirkan sistem pembatasan alam yang tidak tidak masuk akal, terciptanya sebuah sistem birokrasi   parlemen yang represif, diperkenalkannya pajak, hadirnya sebuah penipuan besar dimana penggunaan uang kertas dan riba (bank) dilegalisasikan - semua ini bertentangan dengan Islam. Maka 'Bank Islam' tidak lain dan tidak bukan hanyalah sebuah produk khas yang jahat dan rendah dari   'Negara Islam'.

Untuk memasyarakatkan 'Bank Islam', sebuah ilmu baru yang dikenal sebagai 'Ekonomi Islam' diperkenalkan oleh berbagai universitas-universitas di Amerika dan Eropa. Walaupun kedua konsep ekonomi yang tidak mempunyai hubungan satu sama lain ini salah dan dipandang rendah oleh kalangan Muslim yang memegang teguh tradisi Islam, tidak dapat dipungkiri bahwa kedua konsep ini telah menjadi suatu dasar pembenaran yang dipakai oleh para birokrat dan pengelola negara yang   mengusung konsep 'Islam Modern'.   Para ekonom Islam yang mengenyam pendidikan kelas dua dari berbagai universitas Barat tidak akan dapat melihat bagaimana pondasi ekonomi telah diporak-porandakan secara keilmuan untuk kemudian dipraktekkan di Eropa.

Pemikiran rasional dari sebuah ilmu positif   yang banyak dipertanyakan di Eropa ini malah dibela mati-matian oleh para birokrat baru yang masih terpesona oleh pendidikan yang mereka terima dari barat . Bahwa banyak kalangan yang mendukung gerakan modernisasi ini memiliki ketulusan, seberapapun naifnya, adalah suatu kenyataan yang tidak dapat ditolak, waktu dan kedewasaan akan menujukkan sisi lain yang pahit dari ideologi dan ilmu modern yang mereka percayai ini. Kembali kepada tradisi Islam bukan hanya menjadi obat terbaik guna melawan gerakan modernisasi di banyak negeri Muslim, bahkan di tangan sejumlah generasi muda Muslim barat, kembali kepada Islam telah mengasilkan sesuatu yang melampaui modernisme dan puncak dari peradaban Eropa yang kita kenal selama ini.

Berbeda dengan kebingungan yang dihasilkan oleh para modernis, posisi dan sikap Shari'at Islam sudah jelas dan tidak menimbulkan pertentangan.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya"
(Qur'an, al-Baqarah, 278-279)
Dari ayat ini jelas sudah bahwa Muslimin tidak hanya wajib meninggalkan riba, akan tetapi ia juga wajib memeranginya. 'Bank Islam' merupakan institusi riba, dan sebagaimana institusi riba lainnya, wajib ditolak dan diperangi. Selain dari kebohongan dibalik nama 'Bank Islam', kita dapat menjabarkan, paling tidak tiga alasan, mengapa praktek ini merupakan praktek ribawi.

A. Penciptaan dan Pemakaian Uang Kertas yang Merupakan Praktek Monopoli
Shari'at melarang pemaksaan penggunaan satu mata uang dalam perdagangan; secara jelas dinyatakan dalam Shari'at bahwa uang adalah sesuatu yang diterima oleh masyarakat dan memiliki nilai nyata sebagai alat tukar. Jika kita menyatakan bahwa uang kertas yang memiliki sifat monopolistik, yang tidak memiliki nilai komoditas apapun dimana nilai yang dimilikinya merupakan hasil yang dipaksakan oleh hukum suatu negara, maka jelaslah sudah bahwa praktek uang kertas ini tidak memiliki hubungan apapun dengan Deen Islam. Melihat kepada kenyataan bahwa tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak menggunakan sistem moneter uang kertas, merupakan suatu bukti bahwa kaum Muslim dewasa ini hidup tanpa adanya pemerintahan Islam yang otentik.

Tidak ada satu alasan strategis dan politis yang dapat menjustifikasi pemak saan penggunaan uang kertas sebagai bagian dari pemerintahan Islam, hal ini terjadi kerena pemaksaan tersebut didasari oleh penipuan terhadap orang-orang yang menginginkan kehadiran pemerintahan Islam yang sah; lebih jauh, adalah suatu kontradiksi jka sebuah pemerintahan yang adil dan bijaksana membiayai dirinya dengan cara merampok rakyatnya sendiri.

Penggunaan uang kertas oleh institusi manapun bertentangan dengan Islam. Dalam kasus bank, kita dapat menambahkan satu elemen yang bertentangan ini - salah satunya adalah kemampuan bank untuk menciptakan uang kertas secara bebas dengan memberikan kredit - tidak perduli apakah uang kertas ini digunakan untuk suatu usaha yang sah atau pinjaman riba. Menggunakan pinjaman sebagai metode penambahan modal secara artifisial dilarang oleh Shari'at.

"Tidak diizinkan untuk membayar pinjaman dengan cara meminta si peminjam untuk menerima pembayaran dari pihak ketiga yang berhutang kepada si peminjam" Jelaslah bahwa tidak diizinkan untuk membayar hutang dengan hutang

"Tidak diperkenankan atas kamu untuk menjual sesuatu yang tidak kamu miliki, dimana kamu menyatakan hak atasnya dan memberikan kepada si pembeli" ('Al-Risala' of Ibn Abi Zaid al-Qayrawani, bab 34)

Imam Malik berkata: 'Tidak diperkenankan atas seseorang untuk membeli/memindahkan hutang orang lain, dengan atau tanpa kehadiran orang tersebut, tanpa sepengetahuan orang yang dihutangi. Sesungguhnya ia telah membeli sesuatu yang tidak ada jaminan atasnya dan penuh keraguan, jika transaksi ini tidak dapat dipenuhi apa yang telah dibayarkan akan kehilangan nilainya. Transaksi ini meragukan dan tidak memiliki kebaikan' (al Muwatta, Bab 31)

Konfirmasi dari sebuah hutang menjadikan hutang tersebut tidak boleh dialihkan; konfirmasi terjadi dibarengi dengan janji/jaminan bahwa hutang akan dan dapat dibayar. Dengan kata lain, sebuah ringatan akan dikeluarkan terhadap seseorang yang memiliki hutang yang tak dapat dibayar dan ingin memindahkan hutang ini ke pihak lain. Kondisi ini tidak diperbolehkan.

Imam Malik menunjukkan perbedaan antara seseorang yang berhutang atas apa yang ia miliki dengan seseorang yang berhutang atas sesuatu yang ia tidak miliki, bentuk hutang yang disebut terakhir ini tidak dianjurkan karena dapat mengarah ke riba dan penipuan (al Muwatta, bab 31), seperti yang terjadi pada sistem perbankan. Shari'at melarang adanya komersialisasi dan penggandaan hutang. Maka, usaha perbankan seperti di atas tidak dapat diterima dalam Islam; Satu-satunya fungsi yang dapat dijalankan oleh instutisi seperti ini adalah untuk transfer uang tanpa adanya penambahan apapun terhadap nilai awal uang tersebut.

B. Pemaksaan Hak Kepemilikan
Alasan kedua tidak Islamnya 'Bank Islam' adalah sifat hak kepemilikannya yang bergantung kepada struktur undang-undang. Dalam Islam, sebuah perjanjian usaha/dagang harus dapat menjamin identitas dan hak kepemilikan yang bermuara pada kepercayaan dan rasa hormat terhadap hak ini. Dengan demikian ada dua bentuk perjanjian usaha/dagang bagi dua orang atau lebih:

  1. Perjanjian pinjaman usaha (qirad), dimana pemilik modal memberikan kepercayaan atas barang/investasi yang ia miliki kepada seseorang yang ditunjuk sebagai agen dalam menjalankan usahanya.

  2. Kepemilikan bersama, dimana beberapa pemilik modal membuat suatu kesepakatan dalam menjalankan suatu usaha/perdagangan (dalam bentuk suatu perjanjian), dalam hal ini kepemilikan atas usaha didasari oleh kondisi yang adil di antara para pemilik. Struktur kepemilikan dari 'Bank Islam' tidak didasari oleh aturan dan syarat tegas dari Shari'at   melainkan mengambil model dari korporasi Barat, dimana suatu usaha/perdagangan tidak dijalankan oleh pemiliknya, melainkan oleh suatu sistem pemaksaan yang dikenal sebagai majorities (mayoritas) .
Artinya, para pemilik modal yang menjalankan suatu perjanjian model Barat ini   tidak memiliki suatu perlindungan atas usahanya karena mereka tidak melaksanakan qirad, sebagaimana semestinya, keadaan ini juga tidak mengizinkan seorang pemilik modal (kecuali jika ia seorang pemilik mayoritas ) untuk mengambil tindakan/keputusan bagi usahanya, walaupun ia memiliki usaha tersebut. Karena hal ini tidak tercantum dalam kontrak model Barat Jelaslah bahwa perjanjian usaha model ini bukanlah sebuah perjanjian usaha melainkan penyerahan dan pengalihan paksa hak kepemilikan sang pemilik modal yang dibungkus dengan canggih. Dengan kata lain, hanya orang (atau sekelompok orang) yang berstatus mayoritas-lah yang memiliki hak kepemilikan atas usaha tersebut. Atas dasar inilah, perjanjian usaha model barat tidak dapat dikatakan sebagai usaha bersama, ataupun bisa dianggap sebagai pinjaman usaha.

Pinjaman usaha (qirad) bukanlah pinjaman uang dalam suatu jangka waktu terbatas tanpa adanya kejelasan investasi/usaha, melainkan suatu pinjaman yang digunakan untuk mendirikan suatu bentuk usaha tertentu:

Imam Malik berkata;
"Tidak diizinkan bagi seorang agen untuk mengajukan syarat yang menyatakan bahwa uang dalam qirad merupakan hak miliknya untuk beberapa waktu, dimana uang tersebut tidak dapat ditarik darinya."
Imam Malik melanjutkan;
"Tidak dibenarkan pula bagi pemilik modal untuk mengajukan syarat yang menyatakan bahwa uang dalam qirad tidak perlu dikembalikan dalam jangka waktu tertentu karena qirad tidak memiliki jangka waktu tertentu"
(al-Muwatta, Imam Malik, Bab 32)
Perjanjian pinjaman usaha dalam qirad menyatakan secara jelas identitas orang yang menjadi agen atau pemilik baru dan siapa yang bertanggung jawab penuh atas suatu investasi/usaha. Maka dari itu pinjaman tidak dapat dilakukan melalui perantara mayoritas atau sekelompok orang yang menjadi pemilik tunggal, dimana keberadaan pemilik modal minoritas menjadi terabaikan, sehingga dari waktu ke waktu, pemilik modal minoritas harus melaksanakan keputusan pemilik modal mayoritas walaupun pemilik modal minoritas tidak setuju dengan keputusan tersebut. Maka dapat diambil kesimpulan, bahwa jika seseorang ingin berinvestasi/berusaha/berdagang, maka:

Pertama , ia harus mengetahui segala sesuatu mengenai usaha yang berhubungan dengan investasinya (sesuai dengan kondisi awal yang diketahui secara masuk akal oleh tiap pihak, dan kondisi yang diinginkan secara lengkap);

Kedua , artinya, jika seseorang atau sekelompok orang dapat mengambil suatu keputusan untuk dilaksanakan oleh suatu bentuk usaha maka ia adalah pemilik (atau mitra-pemilik), dimana jelas, dan hanya para pemiliklah yang dapat memutuskan sesuatu bagi usaha yang ia miliki;

Ketiga , dalam setiap kemitraan, para pemilik memiliki hak dan status yang sama (pemenuhan atas perjanjian yang telah disetujui bersama) walaupun tugas yang dilakukan oleh masing-masing pemilik berbeda dalam usaha ini (pembagian hasil keuntungan akan dilaksanakan secara proporsional);

Keempat , jika dalam suatu perjanjian mengakibatkan hilangnya hak pemilik modal untuk ikut mengatur usaha tersebut, maka dalam perjanjian tersebut telah terjadi pengambil alihan secara paksa hak kepemilikan dari pemilik modal.

Secara singkat, struktur kemitraan pemilikan dalam 'Bank Islam' dimana para pemilik saham mayoritas dapat memutuskan sesuatu, tidak dapat diterima oleh Islam; karena hal ini merupakan pemaksaan terhadap pemilik saham minoritas, dimana mereka telah kehilangan hak kepemilikannya secara paksa di tangan dewan eksekutif dan administrator yang   mewakili para pemegang saham mayoritas.

C. Pembayaran Bunga Bersifat Ribawi
Struktur dan metode yang dilakukan oleh 'Bank Islam' dalam setiap perjanjian usaha mengakibatkan terjadinya fluktuasi nilai yang berpengaruh kepada setiap transaksi individual yang dilakukan oleh bank. Akibatnya, setiap perjanjian yang dilakukan oleh 'Bank Islam' adalah riba.

Dalam usaha kita untuk menghindarkan diri dari sistem moneter ini, dapat kita lihat secara jelas bahwa setiap perjanjian usaha yang terjadi dalam sistem ini memiliki sifat ribawi karena alat tukar yang digunakan dalam pertukaran komoditas ini adalah uang kertas, yang nilainya ditentukan oleh tekanan, kekuatan dan monopoli negara , sebuah institusi yang memiliki sifat ribawi yang sedemikian parahnya.

Setiap pinjaman dari komoditas yang akan terpengaruh oleh devaluasi dan nilainya bertambah pada saat ia dikembalikan adalah riba. Sebuah pinjaman tidak dapat dikaitkan dengan suatu komoditas yang nilainya selalu berubah. Jika devaluasi yang tak dapat dihindari terjadi, maka suatu pembayaran kompensasi yang memiliki nilai sama terhadap devaluasi atas suatu barang dapat dilakukan (hal ini jangan disamakan dengan bunga).

Fakta ini menumbangkan validitas prinsip 'bebas bunga' yang dianut oleh   'Bank Islam', karena uang kertas tidak dapat dianggap sebagai uang sah yang memiliki nilai stabil. Setiap kali bank meminjam sejumlah uang dalam suatu periode waktu, pinjaman tersebut mengalami devaluasi dalam setiap periode waktu peminjaman. Hal ini sama dengan tipuan riba dalam kasus meminjamkan gandum dalam jangka waktu tertentu (selama waktu panen) dan mensyaratkan   bahwa gandum tersebut harus dikembalikan pada saat gandum memperoleh harga yang lebih baik di pasar (beberapa bulan setelah panen).

Ini tidak berarti bahwa pengambilan bunga yang senilai dengan inflasi diizinkan dalam praktek peminjaman uang kertas, karena uang kertas tidak akan pernah bebas dari fluktuasi. Pembayaran deviden, kecuali merupakan pembagian dari hasil keuntungan sebuah usaha dan telah disetujui oleh semua pemilik, adalah pembayaran bunga   bersifat ribawi. Shari'at Islam tidak memiliki sedikit keraguan pun terhadap hal ini.

Satu-satunya hal yang memperbolehkan penambahan atau pengurangan dari pengembalian suatu pinjaman adalah keuntungan atau kerugian yang dialami oleh sebuah usaha yang terkait dengan pinjaman tersebut. Tidak ada satu pihak pun yang dapat menggunakan atau merencanakan penggunaan hasil dari keuntungan yang belum dibagikan.

"Seorang pemilik modal tidak dapat menyatakan bahwa ia telah mendapatkan bagian dari hasil keuntungan sebelum ia membaginya dengan agennya; sebagaimana juga sang agen tidak dapat menyatakan bahwa ia memiliki bagian dari hasil keuntungan sebelum ia membaginya dengan pemilik modal."
(al Muwatta, Imam Malik, bab 32)
Dewasa ini yang sering terjadi adalah sang agen tidak membagikan hasil keuntungan, melainkan memberikan estimasi (perkiraan) keuntungan. Keuntungan adalah selisih dari nilai dasar (atau harga pasaran) dari suatu barang/usaha/investasi dengan harga jual yang ditawarkan. Oleh karenanya keuntungan bukanlah merupakan estimasi 'objektif' melainkan hasil yang nyata

Adalah suatu hal yang lumrah jika diantara para mitra usaha ada yang ingin melanjutkan perjanjian usaha dan menggunakan hasil keuntungan yang sudah didapatkan dengan membuat suatu 'kesepakatan bersama', dimana keuntungan yang didapat bisa dibagi seluruhnya atau pun sebagian, dan bagian yang tersisa ditambahkan menjadi bagian dari modal usaha. Tapi juga sebaliknya, jika diantara para mitra ini ada yang tidak setuju untuk melanjutkan perjanjian usaha, atau jika ia tidak menyetujui suatu 'perkiraan keuntungan yang objektif'   yang dilakukan oleh seseorang - atau bahkan oleh sekelompok pemodal 'mayoritas' - mengenai hasil keuntungan yang akan didapat, maka ia berhak, sebagaimana telah menjadi haknya sebagai salah seorang pemilik usaha, untuk tidak melanjutkan perjanjian usaha dan memastikan - dengan melihat hasil nyata dari usaha yang dilakukan- mengenai kebenaran/hasil dari sebuah 'perkiraan keuntungan yang objektif

Hal ini bukanlah merupakan pelanggaran dari hak kepemilikan para mitra lainnya, karena perjanjian usaha yang pertama telah dipenuhi. Lagi pula, perjanjian usaha dapat dilanjutkan dengan cara membeli/membayar proses likuidasi dari seorang mitra yang tidak menginginkan kelanjutan usaha ini, atau jika ia tidak menerima "perkiraan keuntungan yang objektif" dari usaha lanjutan yang akan dikerjakan. Perhitungan dari hasil keuntungan yang dimiliki oleh setiap jenis usaha secara logis adalah sama, baik usaha itu didirikan atas dasar pinjaman usaha (qirad) atau pun sebagai kepemilikan bersama/kemitraan. Secara umum qirad adalah suatu perjanjian usaha, dimana usaha tersebut memiliki jenis usaha yang jelas dan dijalankan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang yang jelas identitasnya, dan jelas pula hasil yang akan didapat oleh usaha tersebut. Qirad tidak dapat dijalankan jika tidak adanya kejelasan, baik mengenai jenis usaha, identitas dari pelaku usaha maupun hasil yang dicapai dari usaha tersebut.

Secara singkat, sistem perhitungan dan perkiraan deviden perusahaan modern yang dianut oleh 'Bank Islam', bukanlah merupakan hasil keuntungan yang nyata dari suatu usaha, melainkan hanyalah perkiraan - bisa lebih dan bisa kurang - yang sarat akan bunga ribawi. Selain dari fakta   bahwa perkiraan yang dilakukan tidak selalu tepat, ada sebuah fakta lagi yang menunjukkan bahwa setiap perjanjian usaha yang dibuat oleh 'Bank Islam' tidak adil, karena setiap perjanjian yang berlaku antara perusahaan dan para pemilik modal menunjukkan bahwa pemilik modal dapat kehilangan haknya sebagai pemilik perusahaan jika mereka tidak setuju terhadap kebijakan yang dibuat, ini merupakan pengalihan hak kepemilikan secara paksa.

Riba telah menodai perdagangan/perniagaan, dengan mengubahnya menjadi sistem ribawi. Perdagangan yang adil tidak akan dapat dicapai selama penggunaan sistem moneter dan finansial 'modern' masih terus diterapkan. Semua usaha untuk menegakkan kembali pasar Islam, perdagangan dan perjanjian usaha Islam harus didasari oleh prinsip keadilan yang termaktub dalam Al-Qur'an (al Baqarah, ayat 282) dan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Shari'at. Islam, yang didasari oleh Al-Qur'an dan tradisi fiqh yang kuat, telah menjadi sebuah benteng tak tergoyahkan dan sumber pengetahuan tertinggi bagi Muslimin, dan ia akan tetap menjadi seperti itu hingga akhir zaman. 'Bank Islam' merupakan Kuda Troya yang disusupkan oleh para musuh Islam ke dalam Dar al-Islam . '


Oleh Prof. Umar Ibrahim Vadillo
http://www.islamhariini.org/esoteric/esoAR02.htm

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More