Selamat Datang Semoga Bermanfaat, Pengelola Web Akan Sangat Senang Bila Anda Berkenan Meninggalkan Jejak Berupa Koment Atas Postingan Kami

Selasa, 19 Juli 2011

Siang Dunia, Malam Akhirat?? Emang Gitu??

Shubhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Illallah Allahu Akbar Walaa Haula Walaa Quwwata Illa Billah
Astaghfirullahi 'Adhim Ming Kulli Dzanbin 'Adzim Wa Atuubu Ilaika...

Cukup lama tidak menulis hal yang serius, seperti analisa politik, fiqh dan tulisan yang agak serius lainnya,,, mungkin salah satunya karena amanah saat ini cuma untuk data mining aja kali yaaa dan sudah ada saudara-saudara yang lain yang bisa langsung analisis (the best team of LS),,, tapi insya Allah nanti akan ada porsi target kirim-kirim tulisan ke media lagi, yah meskipun medianya selalu antipati ama tulisan yang ada tulisan khilafahnya, biar aja,,, siapa tahu editornya bosen lihat nama ane, kemudian tulisannya bisa publish dan banyak orang yang bisa mengambil manfaat dari tulisan tersebut... Amienn... heeee, teringat saat pertama kalinya tulisan opini dimuat di media koran lokal yang isi tulisannya ga sesuai lagi ama tulisan aslinya, yang diedit ama editornya,,,



Shubhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Illallah Allahu Akbar Walaa Haula Walaa Quwwata Illa Billah
Astaghfirullahi 'Adhim Ming Kulli Dzanbin 'Adzim Wa Atuubu Ilaika...


Ingat pesan Ibu, kata Beliau kalo kita udah ngerasa kecapean, coba aja tenangin diri sebentar kemudian baca bacaan seperti di atas beberapa kali sambil ambil nafas panjang...


Ampuh...
Ane sering buktiin,,, Contohnya saat ini aja ane juga lagi buktiin, mumpung belom ada amanah besar, melapas lelah, sambil nulis santai, merenungi kejadian selama seharian, berfikir apa yang akan dikerjakan besok, dan yang pasti sambil mengucap tasbih, tahmid serta istighfar,,,


Alhamdulillah fikiran kembali jernih, plonk, penatpun terasa terkurangi... Thanks Mom,,, Miss You, but I'm Sorry I can't go home now,,,


Emang bener-bener ampuh,,, Meskipun beliau ngga bisa jelasin panjang lebar, karena emang beliau ga pernah baca buku ilmiah kali ya,,, heee... tapi emang bener2 terbukti... ga percaya?? coba buktiin sendiri... heee...

Gimana ga ampuh, coba pahami satu persatu apa maksud bacaan itu...
Bacaan yang pertama "Shubhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Illallah Allahu Akbar Walaa Haula Walaa Quwwata Illa Billah"... Kalimat ini berisikan kalimat pujian (tasbih dan tahmid) pada Sang Khaliq Bahwa Allah Maha Suci, Maha Besar dan Maha Kuat... Inilah dia bacaan tahmid dan takbir... Berarti kita sebagai manusia harus mengakui bahwa kita senantiasa berada dalam keterbatasan tanpa pertolongan Allah, oleh karena itu tiada tempat lain yang bisa kita pintai pertolongan kecuali Allah dan Allahlah tempat mengadu, memasrahkan diri, dan meminta kekuatan...


Biasanya sih beliau sambil berselonjor di bilik atau duduk di kursi teras sambil beraktifitas seperti ringan, atau sambil ngobrol ringan... Hmmm... jadi tambah kangen??

Terus untuk bacaan yang kedua "Astaghfirullahi 'Adhim Ming Kulli Dzanbin 'Adzim Wa Atuubu Ilaika...

Ini adalah bacaan istighfar, maksud bacaan ini adalah meminta ampun dan penerimaan taubat, karena Allahlah Maha Pemberi Ampun dan Penerima taubat... Kenapa kita harus banyak meminta ampun dan bertaubat? Ya Jelas dong, karena dalam keseharian kita bisa dipastikan banyak perbuatan dosa kecil ataupun besar baik disengaja atau tidak... 


Oleh karena itu, kita harus banyak-banyak minta ampun dan bertaubat, karena jangan-jangan kesulitan yang kita alami saat ini adalah bentuk teguran Allah kepada kita agar kita senantiasa segera meminta ampun dan bertaubat Pada Allah... dan kembali mengingat bahwa kita bukan siapa-siapa tanpa Allah,,,


Yah, mungkin demikian...


Ada yang kurang setuju??


Mari kita diskusikan,,,


Perihal judul di atas "Siang Dunia, Malam Akhirat??

Sebenarnya kalimat itu terinspirasi dari fenomena yang akan terjadi setelah ini yaitu fenomena "mendadak religi" di bulan Ramadhan dan bacaan Al-Qur'an yang artinya
“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al-Qashash:73)

“Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan” (QS. An-Naba’:11).

"Bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat untuk (khusyu) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik." (QS. Al-Muzzammil: 1-9).

“Sesungguhnya Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang Mukmin dan berusaha”. (HR. Thabrani dan Baihaqi dari lbnu ‘Umar)

”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)

Dari beberapa ayat dan hadits di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa manusia wajib bekerja mencari nafkah serta beribadah dengan penuh syukur, sabar dan ketekunan.

Namun akhir-akhir ini, di tengah-tengah berkecamuknya ideologi kapitalisme dengan sekulernya,,, banyak sekali orang yang memahami bahwa memang untuk siang hari hanya untuk bekerja dan malam hari untuk ibadah kalo ngga ketiduran karena siang hari sudah kecapean,,, Sehingga sangat maklum bila saat seseorang bekerja bisa-bisa melupakan waktu-waktu ibadah,,, mungkin kita sama-sama melhat dimana banyak para pekerja mulai dari seorang CEO, direktur, kuli bangunan, penjual keliling dan lain sebagainya, sebagian besar dari mereka melupakan waktu untuk beribadah... seolah-olah akhirat bisa mereka beli dengan uang,,, naudzubillahi mindzalik...

Kejadian tersebut membuat kita lupa akan firman Allah yang bunyinya "Sesungguuhnya tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku." (QS. Adz –Dzariyat: 56).

Itinya kalo menurut bahasa orang pada umumnya, "Dunia dan Akhirat harus seimbang"...

Sebenarnya, tanpa harus dijelaskan pun kita sudah bisa memahami apa maksud ayat tersebut, namun manusia tidaklah dengan mudah menjalankannya, karena sudah manusiawi bila tidak kenal puas untuk memenuhi kenikmatan duniawi...

Manusia lupa bahwa semua yang mereka kejar sampai-sampai melupakan Rabb adalah ujian dan sumber fitnah semata.

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik amalannya.” (Al-Kahfi: 7)

“Sesungguhnya bagi tiap umat ada fitnah (ujian yang menyesatkan), dan fitnah umatku adalah harta.” (Shahih Sunan At-Tirmdzi no. 2336)

An-Nabhani (2001: 58) menjelaskan bahwa manusia akan senantiasa mudah tergoda dengan nikmat duniawi karena memang mereka tidak menjadikan Islam sebagai kerangka berpikir aktifitasnya, mayoritas manusia saat ini menganggap bahwa kelimpahan materi merupakan pertanda kemajuan sebuah peradaban, inilah idealisme yang ditelurkan oleh komunisme dan ditambah lagi dengan ide bahwa standar kemajuan peradaban terletak pada kemanfaatan dan individu-individu yang maju sebagaimana yang difahami oleh kaum kapitalis sehingga bukan hal aneh jika mereka menjadi manusia individualis kapitalistik.

Manusia akan mendapatkan materi, kebermanfaatan individu dan kemajuan peradabannya melalui cara apapun. Seperti yang kita ketahui bahwa secara naluriah manusia harus berupaya mempertahankan diri dan menjaga kelangsungan hidupnya, oleh karena itu bila tidak diatur dengan aturan yang benar akan membawa pada kerusakan dan merusak. Bisa kita ambil contoh seperti korupsi, penipuan, ribawi, bisnis maksiat dan cara bathil lainnya dimana semua itu menjadi hal lumrah untuk mempertahankan hidupnya saat ini bahkan bila tidak demikian orang tersebut dianggap sebagai orang yang aneh. Bahkan semuanya mendapatkan "perlindungan" hukum dari negara sebagai fasilitator. Para pemimpinpun lupa akan tugasnya untuk menyelamatkan umatnya dari lilitan api neraka.

Sangat berbeda sekali dengan Islam dimana tolok ukur kehidupan manusia berdasarkan halal dan haram, karena memang seharusnya manusia hidup dengan sebuah ideologi yang memang bersumber dari sebuah aqidah yang benar. Kebenaran Islam sebagai Ideologi banyak sekali dibantah oleh sebagian besar manusia saat ini dimana dikatakan bahwa Islam sudah tidak relevan sekali diterapkan. Islampun dijadikan bahan tawaan bahan fitnahan yang amat keji dengan radikalisasinya...

Hampir mirip pada saat orang berkata bahwa "saat saya berbisnis atau berurusan dengan duniawi, maka Islam harus disingkirkan, tapi Saya akan beribadah, menyantuni anak yatim dan lain sebagainya..."

Secara sepintas ucapan itu dianggap benar, karena memang banyak nash yang mengungkapkan bahwa manusia harus memanfaatkan siang hari untuk bekerja dan malam hari untuk istirahat dan ibadah. Namun secara tidak langsung ucapan itu telah melepaskan kita dari aturan Allah, membuat kita lupa bahwa segala aktifitas kehidupan siang maupun malam adalah dalam rangka beribadah pada Sang Kholiq... Halal haramlah tolok ukur kehidupan dimana kita selalu memikirkan bahwa segala kehidupan di dunia akan musnah, dan akhiratlah kampung kembali. Oleh karena itu manusia harus pintar-pintar memilih tempat kembali.


Hampir kurang lebih dengan perkataan "siang dunia, malam akhirat". dimana pada saat siang hari mereka disibukkan dengan dunia (materi) dan pada malam hari mereka akan beribadah sampai titik darah penghabisan,,, menurut Saya ini adalah hal yang salah. Karena setahu Saya belum ada nash yang mengatakan demikian, dengan demikian seseorang telah memisahkan Islam dari urusan dunianya, sedangkan Islam dikeluarkan guna mengatur kehidupannya. Semuanya memang harus seimbang, namun seimbang bukan berarti jika kita analogikan bila dosa kita 100 pahalanyapun harus 100,,, bukannya malah akan mebuat malaikat di akhirat bingung mas??

Oleh karena itu, selayaknya pada setiap kita berurusan dengan dunia, maka kita harus memiliki orientasi akhirat, sehingga dalam kita menjalani hidup memiliki orientasi akhirat. Saat kita berbisnis, kita tidak akan lagi mengenyampingkan aturan Allah dengan aktivitas mu'amalah kita, bergaul, berhukum, belajar hingga berpolitikpun akan senantiasa Islami...

Inilah yang disebut dengan masuk Islam secara kaffah dan menjauh dari jalan setan (QS. Al-Baqoroh : 208-209). Karena bila kita menjalani hidup tanpa aturan Islam, maka kita akan masuk dalam jalan setan, dan jalan setanpun tujuannya adalah neraka...

Namun semua itu tak semudah seperti membalikkan telapak tangan, atau seperti pasukan "power rangers" yang berubah menjadi super hero dalam sekejap,,,, tidak, bila pemerintah tetap melegalkan pelanggaran-pelanggaran Syariat,,, oleh karena itu Aturan Islam harus diadopsi secara institusional sehingga Islam akan mengatur seluruh kehidupan manusia, tidak seperti saat ini dimana Islam selalu di kesampingkan,,, Aturan Islam akan tegak hanya dalam naungan Negara Khilafah Rasyidah Islamiyah (NKRI),,,

Do You Agree?? Waafaqtum??

Jadi Kesimpulannya, siang malem untuk akhirat yaa... salah satu caranya gabung aja sama organisasi dakwah yang memperjuangkan diterapkannya hukum Allah di muka bumi secara kaffah... mengkanya sebelum gabung kita haurs bener-bener melihat, meraba dan menerawang apa dia memperjuangkan Islam secara kaffah sesuai dengan metode kenabian yaitu tegaknya khilafah Islamiyah sebagai Institusi ditegakkannya hukum Allah atau tidak... thats all...

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More