Selamat Datang Semoga Bermanfaat, Pengelola Web Akan Sangat Senang Bila Anda Berkenan Meninggalkan Jejak Berupa Koment Atas Postingan Kami

Rabu, 27 Juli 2011

Gas di Batola Paling (Berita Yang Terabaikan)

Berita yang terbaikan, masyarakat tak tahu apa yang sedang terjadi,,,
Insya Allah akan diangkat pada beberapa kesempatan,,,
 
Awal 2011, Eksplorasi di Anjir Muara 
Minggu, 9 Januari 2011
 
MARABAHAN – Masih adanya ketakutan dari sebagian masyarakat yang berada di sekitar kawasan titik pengeboran gas disebabkan mereka tidak ingin belakangan hari nanti terjadi kasus seperti “Lumpur Lapindo” di daerah Pulau Jawa, beberapa waktu lalu.

Namun demikian, menurut Wakil Bupati Barito Kuala (Batola) H Sukardhi, gas metan yang terkandung di Batola ini tidak sampai membahayakan masyarakat. “Gas di tempat kita ini paling aman alias paling jinak, karena gas nya berada diantara rongga. Jadi jangan khawatir,”  ucapnya, baru-baru tadi.

Sukardhi mengatakan, titik yang akan dilakukan pengeboran di Kabupaten Batola termasuk paling banyak jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Yakni tersebar di beberapa kecamatan. Perkembangan hingga saat ini, dalam waktu  tidak terlalu lama lagi, ada satu titik  yang akan dimulai kegiatan eksplorasi, yaitu di Kecamatan Anjir Muara, akan tetapi masih dalam tahap koordinasi lahan.
”Di Anjir Muara sekarang sudah dalam tahap koordinasi lahan untuk eksplorasi,” cetusnya seraya mengatakan kalau masalah lahan telah selesai, maka pihak perusahaan tahapan awalnya akan melakukan pengurukan.

Ia mengharapkan, jika eksplorasi di Kecamatan Anjir Muara terlaksana, masyarakat pada kecamatan yang akan terkena titik pengeboran bisa melihat dan menjadi pembelajaran.”Kalau nanti sudah mulai dikerjakan bisa sebagai contoh atau acuan masyarakat lainnya,” imbuh Sukardhi.
Dijelaskan, adanya sebagian masyarakat yang tidak setuju ada pengerjaan pengeboran di sekitar tempat tinggal mereka, diakuinya bisa menghambat proses, tapi hal itu juga mungkin disebabkan kurangnya sosialisasi terhadap para masyarakat.

”Mengenai permasalahan di Rantau Badauh,  pihak perusahaan juga sudah ada bertemu saya membicarakan masalah itu. Saya bilang, jangan kalau ada masalah baru menemui pemerintah daerah,” ujarnya.
Menurut Sukardhi, bahkan perusahaan tak pernah memberitahukan dengan jelas, dimana saja letak titik pengeboran yang dipermasalahkan warga di Rantau Badauh. Padahal, jika kejelasan mengenai titik pengeboran diketahui, pihak pemerintah kabupaten bisa membantu langkah-langkah penyelesaian.
”Kami akan mengadakan pertemuan dengan masyarakat dan para tokoh untuk membicarakannya, karena ini untuk kepentingan bersama,” cetusnya.

Terpisah, Head Refresentatif  PT Indo Barambai, Wisman mengatakan, pelaksanaan pengeboran di Kecamatan Anjir Muara diperkirakan dapat dilakukan sekitar awal tahun 2011 ini juga. Karena, semua konstruksinya sudah selesai.

“Februari 2011 sudah pengeboran di Kecamatan Anjir Muara Desa Anjir Muara Serapat dengan luas lokasi 3 – 4 hektar,”  ucap Wisman yang ditemui koran ini sedang mengurus izin IMB dan  HO di Kantor KPT Marabahan, baru-baru tadi.

Ditanya mengenai masih adanya warga di titik lokasi rencana pengeboran yang ada di Kecamatan Rantau Badauh, Wisman mengharapkan adanya bantuan dari pihak pemerintah kabupaten sebagai mediasi kepada masyarakat.  (gmp)

http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail/37/7914


Batola Eksplorasi Gas Metan

Tribun Kalteng - Senin, 13 Juni 2011 10:33 WIB


TRIBUNKALTENG.COM, MARABAHAN - Lokasi pengeboran gas metan di kawasan Anjir Muara tak lama lagi akan dilakukan oleh PT Barambai Gas Methan.

Pihak perusahaan sudah mempersiapkan jalan untuk memasukan alat-alat berat ke lokasi pengeboran.
Jembatan yang diperkirakan tak mampu menahan alat berat diganti perusahaan.

"Setelah alat berat masuk, perusahaan akan melakukan pengeboran," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Ir Hanafi Ali.

Sesuai dengan janji perusahaan, jalan milik pemerintah yang dilintasi alat berat perusahaan akan diperbaiki. Karena lokasi pengeboran di Anjir Muara di tepi ruas jalan Tamansari Bunga, maka menjadi tanggungjawab perusahaan untuk memperbaiki jalan dan jembatan.

Pengeboran gas metan yang dilakukan PT Barambai Gas Metan tertunda karena air pasang. Dipastikan pada 2011 ini akan dilakukan pengeboran.

"Perusahaan belum memastikan kapan pengeboran dimulai karena menunggu alat berat masuk ke lokasi," kata Hanafi Ali.

Penulis : A Mas Ramadhani
Editor : edinayanti
 
http://kalteng.tribunnews.com/2011/06/13/batola-eksplorasi-gas-metan
 
http://v3.baritokualakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=146:gas-metan-segera-di-explorasi&catid=53:sda

Waspada! Ngebor Air Tanah Malah Nyembur Gas
Banjarmasinpost.co.id - Minggu, 12 Desember 2010 | 20:00 Wita
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Walaupun gas alam di Kabupaten Barito Kuala (Batola) jauh berbeda dengan di Sidoarjo, namun tetap saja harus diawaspadai. Karena bias saja terjadi saat mengebor air tanah, malah menyembur gas methane.
   
Kabupaten Batola dipridiksi memiliki kekayaan sumber daya alam berupa gas metan. Ada beberapa gas yang menyebur ke permukaan seperti yang terdapat di Barambai, dan saat ini perusahaan pengeboran sudah melakukan pengeboran.

Mengingat potensi gas methane (CBM) di wilayah Batola cukup tinggi, membuat pemkab setempat mewaspadai pengeboran air bawah tanah, terutama di daerah rawan.

Karena itu, Pemkab Batola bekerjasama dengan Unit Pelayanan Jasa Sumber Daya Mineral dan Energi (UPJ-SDME) Provinsi Kalsel melakukan sosialisasi pemetaan air bawah tanah di daerah rawan semburan gas.

Sosialisasi yang melibatkan para kepala SKPD terkait, para camat, lurah dan kades se-Batola tersebut dengan menghadirkan nara sumber dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalsel.

Tujuan sosialisasii dapat penyebarluaskan berbagai informasi mengenai hasil survey pemetaaan air bawah tanah, sehingga dapat menjadi acuan pihak terkait dan masyarakat, terutama untuk pemanfaatan air bawah tanah, di wilayah rawan semburan gas, tutur Kepala Bappeda Batola Ir Rahimul Yakin di sela-sela Sosialisasi Pemetaan Air Bawah Tanah di Daerah Rawan Semburan Gas di Aula Bappeda Batola.

Sekretaris Daerah Ir Supriyono mewakili Bupati Batola H Hasanuddin Murad  menilai, kegiatan ini sebagai upaya konkrit dalam menyebarkan berbagai informasi sehingga dapat menjadi informasi penting bagi masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas di wilayah semburan gas methane.

Hal ini sangat penting untuk diketahui, karena di bebarapa wilayah Batola terdapat potensi gas methane yang ditandai terjadinya semburan gas methane di beberapa titik akibat aktivitas yang dilakukan masyarakat.

Untuk itu, katanya, perlu dipahami sebaik-baiknya berbagai aspek perlakuan, cara dan tindakan yang spesifik terhadap kebaradaan gas methane. Hal ini memerlukan partisipasi dan peran aktif masyarakat dan pihak terkait guna mengantisipasi dan mencegah berbagai persoalan yang mungkin terjadi, disebabkan minimnya informasi tentang berbagai hal menyangkut keberadaan gas methane dan segenap aspeknya.

Dengan demikian, menurut bupati, ke depan kegiatan sosialisasi ini perlu dilaksanakan secara lebih optimal, tidak saja terbatas pada kegiatan sosialisasi namun dapat pula dilaksanakan secara lebih luas, agar semakin banyak masyarakat yang mengetahui dan memahami.

Selanjutnya mampu bertindak secara tepat, sehinga dapat menghindari dari kemungkinan terjadinya dampak merugikan bagi masyarakat.
http://forum.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/2010/12/12/66846/hubungikami

Agustus, Gas Metan Batola Dieksplorasi
Banjarmasinpost.co.id - Selasa, 27 Juli 2010 | 20:20 Wita
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Menyemburkan gas metan di Kecamatan Barambai belum dapat menjadi bukti bahwa Kabupaten Barito Kuala (Batola) kaya dengan potensi alam berupa gas metan.

Untuk membuktikan kaya atau tidaknya ‘Bumi selidah’ dengan gas metan, tiga perusahaan yang berada dibawah Exon Mobile bulan depan (Agustus) akan melakukan eksplorasi.

Tiga perusahaan itu adalah PT Indo Barambai Gas, PT Barito Basin Gas dan PT Trisakti Gas Metan. Ketiganya akan meneliti layak atau tidaknya gas metan yang ada di perut bumi Batola.

Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup Batola Ir Hanafi Ali, tiga perusahaan tersebut akan melakukan eksplorasi di sejumlah titik yang masuk dalam wilayah Kabupaten Batola.

“Ada 22 titik yang akan dilakukan pengeboran dalam tahap eksplorasi ini,” kata Hanafi Ali kepada www.banjarmasinpost.co.id, Selasa (27/7/2010).

Tiga perusahaan tersebut sudah mendapatkan izin eksploarasi untuk tiga blok selama empat tahun.  Blok pertama dimanakan Tapin-Barito, blok kedua Banjar I-Barito, dan blok ketiga Banjar II-Barito.

Ketiga blok tersebut bukan hanya berada di Kabupaten Batola, tapi juga  berada di Kabupaten Tapin dan kabupaten Banjar. Karenanya, kata Hanafi Ali, segala perizinan di tangan pemerintah propinsi Kalsel.

Lokasi yang masuk wilayah Kabupaten Batola meliputi 7 kecamatan di 15 desa. Blok Tapin-Barito terdapat tujuh titik yang akan dilakukan pengeboran di antaranya desa Ulu Benteng, Balukung, Karya Tani, Antaraya, Palingkau dan Karya Makmur.

Blok Banjar I-Barito ada tujuh titik di antara di Simpang Arja, Lok Rawa, Suka Ramai, Ragas Surya, Dwi pasari Kolam Kiri dan lepasan. Blok banjar II-barito terdapat 8 titik di antaranya di desa Purwosari, Anjir Serapat Anjir Muara Baru, Hilir Mesjid, desa Tabunganen, sei telan besar, dan Kuala Lupak.

“Semua titik itu diprediksi ada gas metannya,  tapi belum tahu layak atau tidaknya” kata Hanafi Ali.

Gas metan yang berada di kawasan Barito Kuala diperkirakan di kedalaman 1,5 kilometer. Gas metan berada di sela-sela batubara  dan masih bercampur dengan air. Gas nanti akan disedot setelah dilakukan pengeboran, sedalam 1,5 kilometer dan kemudian dipisahkan antara gas dan air.

Ketika ditanya titik pengeboran yang lebih dulu dilaksanakan pada bulan Agustus, Hanafi Ali menyebutkan blok Tapin-Barito yaitu di Ulu Benteng, balukung. Blok Banjar I-Barito yaitu di Simpang Arja, Lok rawa dan Suka Ramai, sedangkan di blok Banjar II-Barito yaitu di desa Purwosari, Anjir serapat, Tabunganen.

Ditambahkan Hanafi, lahan yang dipergunakan tiga perusahaan untuk pengeboran belum digantirugi oleh pihak perusahaan. Sebab, katanya, lahan yang dilakukan pengeboran belum tentu gas metan layak. “Status lahan masyarakat hanya dalam bentuk sewa,” ujar Hanafi Ali.

Kepala Badan Lingkungan Hidup ini juga menyampaikan, pihak perusahaan sebelum pengeboran terlebih dulu melakukan sosialisasi, bahkan pihak perusahaan berjanji untuk melakukan kegiatan adapt setempat. “Merekan juga berjanji untuk merekrut tenaga setempat,” kata Hanafi Ali.
 
http://forum.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/2010/7/27/51643/hubungikami
Bupati Tanyakan Kelanjutan Pengeboran Gas
Banjarmasinpost.co.id - Rabu, 6 Oktober 2010 | 21:58 Wita
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Rencana tiga perusahaan yang akan melakukan eksplorasi di wilayah Barito Kuala (Batola) pada awal Agustsus lalu sampai sekarang tidak terlihat ada aktivitas di lapangan.
   
Karena sudah sewajarnya, Bupati Barito Kuala (Batola) H Hasanuddin Murad menanyakan kelanjutan dari kegiatan pemboran gas metana batu bara (CBM) di daerahnya. Pertanyaan ini disampaikan orang nomor satu di Batola pada saat ekspose, Rabu (6/10/2010).

“Kami ingin tahu, sejauhmana kelanjutan kegiatan pemboran CBM yang dilaksanakan,” tanya Hasanuddin Murad di hadapan para perwakilan kontraktor pelaksana kegiatan pemboran yakni PT Indobarambai Gas Methan (IGM), PT Barito Basin Gas (BBG), dan PT Trisakti Gas Methan (TGM).

Sosialisasi rencana pemboran gas metana di Batola yang dihadiri 5 orang perwakilan ketiga perusahaan yakni Ny Elvera Putri, Anwar Iska, Mitro, Wisman P, dan Helda Fitriah ini dipimpin Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Drs H Johansyah MSi.

Selain menanyakan tentang kelanjutan, bupati yang mantan anggota Komisi V DPR-RI dua periode ini juga mengharapkan pihak perusahaan sebagai operator eksplorasi gas yang dibentuk PT Sugico dan Exxon Mobil meningkatkan intensitas sosialisasi ke masyarakat serta meningkatkan koordinasi dengan pemda.

Dengan ini masyarakat benar-benar dapat mengetahui kemajuan kegiatan yang dilakukan serta titik lokasi yang menjadi objek pengeboran.

Permintaan orang nomor satu di jajaran Pemkab Batola ini cukup berasalan, mengingat beberapa waktu lalu dikabarkan bupati sempat mau menjadi sasaran demo warga Barambai.

Warga mengira bupati yang memindahkan lokasi pengeboran yang tadinya santer dikabarkan akan dilakukan di wilayah Kecamatan Barambai, namun dalam perkembangannya berpindah ke wilayah lainnya.
Hasanuddin Murad berharap kehadiran perusahaan pertambangan gas di wilayahnya memberikan multi plyer effect kepada masyarakat baik menyangkut tenaga kerja lokal termasuk para kontraktornya.

Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan merasakan manfaat langsung, sehingga tertanam rasa memiliki terhadap kehadiran perusahaan.

Terkait dengan seringnya koordinasi yang dilakukan pihak perusahaan, diharapkan pihak pemda akan mengikuti perkembangan. Sehingga apabila terjadi permasalahan di masyarakat sedikit banyaknya pemda dapat memberikan penjelasan atau solusi jalan keluar.

Elvera Putri dari perwakilan kontraktor pelaksana kegiatan pemboran menjelaskan, kegiatan eksplorasi gas metana batubara di Kalsel yang sekarang berjalan berada di tiga blok yaitu Blok Banjar I, Blok Banjar II, dan Blok Tapin. Sedangkan Batola tergabung pada Blok Banjar I.

Pada tahun 2010 ini pihak kontraktor pelaksana pemboran akan melaksanakan kegiatan di tiga titik yakni di wilayah Desa Semangat Dalam Kecamatan Alalak, Desa Anjir Serapat Muara I Kecamatan Anjir Muara, dan Desa Gampa Asahi Kecamatan Rantau Badauh.
Kepala Dinas PU Batola Ir Abdul Manaf mengusulkan adanya pemisahan tersendiri terhadap blok pengeboran yang dilakukan. Misalnya di wilayah Batola dinamakan Blok Batola sendiri dan daerah lainnya sesuai nama daerah masing-masing.

http://forum.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/2010/10/6/58490/hubungikami


Oktober 2010 Ekplorasi Gas Barambai Dimulai

Sabtu, 13 Maret 2010 10:29
Marabahan, KP - Pihak investor gas merencanakan memulai tahapan eksplorasi gas di Kecamatan Barambai Kabupaten Barito Kuala (Batola), pada bulan Oktober 2010 mendatang.
Rencana ini, terungkap dalam ekspose tiga perusahaan gas yang berada di bawah PT Sugico Grup, yakni PT Indo Barambai Gas Methane, PT Barito Basin Gas serta PT Tri Sakti Gas Methane, di Aula Bahalap Marabahan, Rabu (10/3).

Di hadapan Bupati Batola H Hasanuddin Murad, Ketua DPRD H Husain Akhmad, Wakil Bupati H Sukardhi, Sekretaris Daerah Supriyono, dan para pimpinan SKPD di lingkup Pemkab Batola, pihak BP Migas Yayat Hidayat, dalam pengantar eksposenya mengatakan, ekspose yang diselenggarakan kemarin merupakan kelanjutan pertemuan yang dilaksanakan Oktober tahun 2009 lalu.

Di hadapan para perwakilan investor yang berjumlah 11 orang itu, Yayat memaparkan, pihak investor merencanakan akan memulai pengeboran pada Oktober 2010 mendatang. Hanya saja, dalam upaya itu diperlukan tahapan mulai dari membangun lokasi, mengkonstruksi, hingga pelaksanaan pengeboran. Sedangkan lokasinya, sebagian berada di Kabupaten Batola, Tapin, dan Kabupaten Banjar.

``Sedangkan, hasilnya sesuai kontrak akan dilakukan bagi hasil, baik ke pusat maupun pemerintah daerah. Untuk itu, melalui BP Migas, para investor mohon dukungan, terutama terkait masalah perizinan dan lainnya,’’ tuturnya.

Menanggapi hal itu, Bupati H Hasanuddin Murad menyatakan, kesiapan pemerintah daerah dalam memberikan dukungan untuk kelancaran produksi gas di wilayah Batola.

Namun demikian, ia mengharapkan terkait segala permasalahan yang berhubungan dengan produksi gas hendaknya dikoordinasikan dengan pemerintah daerah, terutama menyangkut pembelian atau sewa lahan.
Bupati memaparkan, jika perusahaan berkoordinasi dalam pembelian atau sewa lahan, maka setidaknya pemerintah daerah, dapat membantu penyelesaian harga, agar tidak dipermainkan oleh para tengkulak tanah.
Hasanuddin Murad juga menyinggung, rencana sistem sewa lahan yang dilakukan pihak investor, yaitu selain berdampak positif lantaran efisien biaya namun juga berdampak lain terhadap lingkungan. ``Sehubungan dengan itu, saya minta masalah ini hendaknya turut dipikirkan,’’ tandasnya.

Pada Kesempatan itu, Setya dari PT Indo Barambai Gas Methane dan merupakan perpanjangan teknis eksplorasi dari Exxon Mobile memaparkan, pihaknya akan memulai tahapan ekspolarasi sekitar kuartal IV tahun 2010.

Dalam tahapan eksplorasi tersebut, pihak perusahaan memerlukan 10 titik sumur bor di tiga kabupaten yakni Banjar, Tapin, dan Batola. Diperkirakan, jelas Setya, di 2010 ini telah dilakukan pengeboran sekitar 4 – 5 sumur. ``Sedangkan sisanya, akan dilanjutkan penggaliannya di 2011. Proses eksplorasi ini, memerlukan waktu sekitar tiga tahun,’’ beber Setya.

Lamanya waktu ini, sambungnya, karena banyak proses yang dilakukan seperti proses evaluasi prospek CBM (Coal Bed Methane), survei geofisika dangkal, pemboran sumur pengujian aliran, tahap pengetesan, pemboran sumur CBM, perlindungan lingkungan, dan lainnya.

Dari proses yang dilakukan, setelah dilakukan penelitian ternyata memberikan prospek keuntungan, menurut Setya, baru perusahaan memutuskan untuk melakukan eksploitasi. (K-6)

http://www.kalimantanpost.com/banua-kita/batola/2008-oktober-2010-ekplorasi-gas-barambai-dimulai.html

Areal Gas Metana Dikapling Pengusaha

Kamis, 12-06-2008 | 00:31:16
BANJARBARU, BPOST - Pengembangan energi baru berupa gas metana batu bara atau coal bed methane (CBM)oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengatasi kesulitan bahan bakar minyak, bukan sekadar rencana. Sejumlah pengusaha sudah mengajukan izin pengambilan sumber daya alam itu pada lahan potensial CBM di tiga kabupaten di Kalsel.

Berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kalsel, sudah ada 35 calon investor yang mengajukan permohonan izin ke pemerintah pusat untuk menggarap sumber daya alam gas itu.

Dari paparan Dirjen Minyak dan Gas Departemen ESDM saat melakukan konsultasi penawaran wilayah kerja CBM/GMB di Kalsel awal Juni lalu di Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Batola dan Tanah Laut menjadi daerah yang dituju para calon investor.

Tanah Laut menjadi daerah terbanyak serbuan investor yaitu 22 calon pemegang izin pengeboran gas. Disusul 10 izin yang diajukan ke Kabupaten Banjar 3 izin di Batola.

Namun, sebagian lahan yang dilirik itu sebagai lahan yang telah memiliki konsesi izin kuasa pertambangan (KP) batu bara. Padahal, di areal itu secara ekonomis geologis, tidak memiliki kandungan batu bara.
Seperti yang terjadi di areal lumpur panas Barambai di Kabupaten Barito Kuala (Batola). Distamben Kalsel menerima protes tertulis dari PT Trans Asia karena sudah ada tiga perusahaan yaitu PT Katya Inti Energi, PT Delapan Inti Power dan PT Tansri Madjid Energi yang sudah mengapling kawasan tersebut sebagai kawasan izin KP penyelidikan umum bahan galian batu bara. Bersamaan perusahaan Trans Asia mengajukan permohonan menggarap CBM/GMB.

Kadistamben Kalsel menduga protes itu ada kaitannya dengan izin pengambilan gas CBM/GMB. Pasalnya, saat ekspos Dirjen Migas di Banjarbaru, disebutkan sesuai Peraturan Menteri ESDM No 033/2006, wilayah kerja gas metana ini bisa diberikan kepada badan usaha atau bentuk usaha tetap di dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia.

Salah satu syarat mendapatkan wilayah kerja atau izin ini jika kawasan yang akan digarap gas metannya berasal dari wilayah pertambangan berbentuk izin KP batu bara juga Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B).

"Di sana itu kan daerahnya rawa. Secara geologis ekonomisnya tidak ada kandungan batu bara," ujarnya. (niz)

Potensi Terbesar di Barito
Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro seperti dilansir harian ini Selasa (10/6), menyebutkan, sumber CBM melimpah di Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Berdasarkan data Bank Dunia, konsentrasi potensi terbesar terletak di Kalimantan dan Sumatera.

Di Kalimantan Timur, antara lain tersebar di Kabupaten Berau dengan kandungan sekitar 8,4 TSCF, Pasir/Asem (3 TSCF), Tarakan (17,5 TSCF), dan Kutai (80,4 TSCF). Kabupaten Barito, Kalimantan Tengah (101,6 TSCF). Sementara itu di Sumatera Tengah (52,5 TSCF), Sumatera Selatan (183 TSCF), dan Bengkulu 3,6 TSCF, sisanya terletak di Jatibarang, Jawa Barat (0,8 TSCF) dan Sulawesi (2 TSCF).

Khusus di Sungai Barito, penelusuran ke sejumlah literatur pertambangan diketahui memiliki pontensi CBM yang cukup besar. Urutan kedua setelah sungai-sungai di Sumatra Selatan. Bahkan Sungai Barito tidak kalah dibandingkan dengan sungai-sungai CBM terbaik di Amerika Serikat.

Sungai Barito memang tidak menghasilkan gas dan minyak yang signifikan, tapi memiliki lapisan batu bara bergas yang tebal hingga 500 kaki. (niz)

http://klipinglainnya.blogspot.com/2008/06/investor-galuh-cempaka-kaget.html

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More