Selamat Datang Semoga Bermanfaat, Pengelola Web Akan Sangat Senang Bila Anda Berkenan Meninggalkan Jejak Berupa Koment Atas Postingan Kami

Kamis, 18 November 2010

Egois = Tragis

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَئْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ تُؤْمِنُوْنَ بِالله. وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ, مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَ أَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُوْنَ (ال عمران :110)

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Jelas sekali Allah mengatakan bahwa kita (baca: umat muslim) adalah umat terbaik, namun untuk menjadi umat terbaik seperti yang dimaksud petikan ayat tersebut adalah dengan memenuhi beberapa syarat, apabila tidak dipenuhi syarat tersebut maka kita masuk pada golongan orang yang baik atau bahkan fasik. Syaratnya cukup mudah kok, pertama kita harus menyeru kepada kebaikan, kedua mencegah dari kemungkaran, serta yang terakhir berimana kepada Allah.
Allah menyebutkan demikian karena memang manusia diciptakan dengan berbagai macam potensi dibandingkan dengan makhluk Allah yang lainnya. Salah satunya Allah menganugerahi manusia dengan akal sehingga dengannyalah manusia berbeda dengan hewan, setan atau bahkan malaikat sekalipun. Seperti dikisahkan dalam surah Al-Baqarah ayat 31 bahwa manusia mengajari malaikat nama-nama benda.

Sungguh luar biasa. Namun pertanyaannya apakah kita akan menyia-nyiakan potensi tersebut? Akankah kita menjadi seorang muslim yang tidak kontributif? Atau bahkan kita hanya akan menjadi makhluk perusak seperti apa yang telah dipertanyakan oleh malaikat saat Allah menciptakan manusia untuk pertama kalinya? Tidak!! Tentu jawabannya adalah tidak, sebagai ummat yang tahu apa arti dari kalimat syukur, maka ia akan mensyukuri potensi tersebut…

Ya, tepat sekali potensi yang telah Allah anugerahkan kepada kita harus dioptimalkan untuk kemajuan Islam. Karena untuk apa kita hidup jika bukan untuk menyembah dan mengabdikan diri kepada Sang Maha Pencipta. Sungguh kasihan manusia yang menghabiskan waktunya untuk hal yang sifatnya sia-sia (tanpa adanya nilai ibadah di dalamnya).

Kehidupan di dunia ini hanyalah bersifat sementara, akhiratlah kampung keabadian. Merugilah bagi mereka yang telah menyia-nyiakan waktunya, mereka lupa bahwa dunia adalah tempat bertanam serta akhiratlah tempat menuai. Jika kita menanam kejelekan bisa dipastikan nerakalah tempat kita menuai, begitupula sebaliknya bila kebaikan tanaman kita di dunia, maka bergembiralah karena kita akan mendatap SIT (Surat Ijin Tinggal) di syurga untuk selamanya tanpa pajak. Mau ngga nih bro???

Kita hidup di dunia ini ngga sendirian, tapi beramai-ramai yang kata banyak orang disebut sebagai makhluk social. Melalui ayat tersebut kita harus memahami sebagai generasi terbaik manusia juga tidak boleh egois, lebih mementingkan kebaikan diri sendiri tanpa memikirkan keadaan saudaranya. Generasi yang terbaik akan senantiasa menyayangi serta tak akan pernah rela melihat saudaranya terperosok dalam jurang kenistaan hingga jauh dari jalan Allah. Dengan bersikap egois maka itu akan membuat keadaan semakin tragis.

Saat kita melangkah menuju kebaikan, maka kitapun harus mengajak saudara kita turut bersama. Serta berlomba-lomba mendapatkan apa yang telah Allah janjikan bagi orang yang berbuat kebaikan. Karena begitu egois seseorang apabila ia mendapat pahala sendirian tanpa mau berbagi dengan yang lain. Mungkin yang bersangkutan lupa bahwa syurga diciptakan untuk semua umat yang beriman dan bertakwa. Begitu serakah bukan? Mau masuk syurga kok sendirian? Ngga rame kaleee???

Pasti semua orang sepakat jika seorang pembunuh, pemabuk pezina atau pe-pe-pe lainnya itu adalah jahat dan dosa, perbuatannyapun pasti diganjar dengan dosa. Tapi tahukah anda bahwa ada yang lebih jahat dari itu. Orang yang membiarkan saudaranya selalu bergelimang dosa adalah orang yang lebih jahat dari itu semua. Mengapa? Jawabannya sangatlah simple, yaitu karena yang bersangkutan telah membiarkan saudaranya menjadi pendosa dan calon penduduk tetap dari neraka.

Sebagai bentuk kasih sayang kita kepada yang lain, kita tidak akan menjadi penghuni syurga sendirian bukan?? Atau bahkan kita membiarkan saudara kita masuk neraka?? Jangan biarkan itu terjadi, ingatkanlah mereka saat khilaf, dengan segenap kemampuan atau bahkan dengan doa kita. Rasulullah telah memerintahkan kepada kita untuk mencegah saudaranya dari segala perbuatan munkar.

Bila sudah demikian, secara tidak langsung kitapun sudah berdakwah, dan ternyata berdakwah itu simple banget. Memang untuk berdakwah tidak usah menunggu kita mendapat gelar kiyai, ustadz, atau gelar apapun itu karena semua orang memiliki kewajiban yang sama untuk berdakwah. Kitapun harus berdakwah sesuai dengan cara-cara Rasulullah yaitu dengan Hikmah, nasihat yang baik, bertukar-pikiran (QS. An-Nahl; 125-126).

Ternyata peran kita terhadap kemajuan umat muslim sangatlah besar, karena memang umat musim laksana bangunan dimana muslim yang satu menguatkan muslim lainnya. Tidak seperti sekarang ini, banyak kaum muslim yang tidak peduli dengan keadaan saudaranya atau bahkan pada aturan Allah. Inilah salah satu sebab umat ini terpuruk, terpecah-belah dan terombang-ambing dalam jajahan ide-ide busuk sekularisme (membedakan urusan agama dengan dunia).

Pasti kita semua yakin dan sepakat bahwa umat muslim akan selalu menjadi umat terbaik. Setelah kita berbicara masalah sikap kita terhadap saudara sesame muslim, sekarang kita akan membicarakan point prasyarat, yaitu beriman kepada Allah. Point ini menjadi sangat penting untuk senantiasa ditingkatkan dan dipupuk oleh setiap individu.

Keimanan setiap orang menjadi hal yang sangat mendasar dalam setiap diri seseorang, karena dengannyalah seorang memiliki akidah yang benar atau tidak. Imanpun akan membawa seseorang pada konsekuensi untuk beribadah kepada Allah, menjalankan apa yang telah disyariatkan serta menjauhi larangan-Nya.

Jadi, umat yang terbaik itu merupakan ummat yang peduli terhadap sesama menegur saat saudara kita khilaf dan mengajak berbuat baik serta selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaannya… it’s so simple… be the best ummah…

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More