Selamat Datang Semoga Bermanfaat, Pengelola Web Akan Sangat Senang Bila Anda Berkenan Meninggalkan Jejak Berupa Koment Atas Postingan Kami

Rabu, 11 Mei 2011

Jangan Pernah Redup Bintangku


Hari ini tepat jam 9 wita tepat setelah ku berdluha di kamar reminder hand phoneku berbunyi, begitu kubaca ternyata baru tersadar dalam benakku bahwa hari ini tepat tanggal 11 Mei 2011, berarti tepat **** bulan lagi waktu itu tiba. Memang sejak 11 April 2011 reminder sudah ku setting agar setiap bulan tanggal sebelas dengan menghitung mundur alarm itu akan berbunyi dengan pemberitahuan deadline setiap bulannya. semoga semuanya lancar...

Ditengah kepenatanku mengerjakan tugas akhir yang sudah beberapa waktu tak terperhatikan karena ada urusan lain dan juga bertepatan dengan banyaknya amanah yang berdatangan beriringan dengan kacau-balaunya negeri ini maka semakin banyak yang harus dikerjakan, himpun informasi serta menganalisanya sehingga semua rekan para pejuang syaria’ah dan khilafah bisa termudahkan untuk memahami fenomena apa yang sebenarnya tengah terjadi di negeri ini.

Baru mulai hari ahad kemaren bisa mengerjakan tugas akhirku kembali dan kini kucoba untuk refresh, dan menulis apa yang ada dibenakku, karena mungkin saat ini memang perlu re-empowering (penguatan kembali) mungkin sedang gundah, lelah mencari celah entah kemana kaki akan melangkah saat hatipun gelisah, resah akan sebuah kisah yang sedang dirangkai menjadi sebuah sejarah. Hanya untaian sugesti dan kalimat persuasi melalui sebuah narasi yang bisa dilakukan untuk bisa menguatkan kembali perjuangan ini.

Memang dan mungkin, perjuangan ini akan terasa pedih dan menyakitkan, inipun bukanlah ujian terbesar yang harus dihadapi… ujian demi ujian, rintangan demi rintangan, kerikil-kerikil berduripun siap melukai telapak kaki dalam menempuh jalan ini… akankah kita gentar dan goyah?

Adakah alasan bagi kita untuk takluk tertekuk menghentikan langkah perjuangan ini. Adakah dingin dan gelap malam meredupkan dan membekukan hangat cahaya bintangku? Bangkitlah, bergeraklah, engkaulah cahaya itu, cahayamu cahayaku, cahayamu langkahku, redupmu juangku, takkan kubiarkan cahayamu redup hilang tanpa bayang. Engkaulah bintangku.

Cita dan asa bukanlah utopis, yang akan terkikis habis dan terasa amat tragis kitapun tertangis dalam bengis perjalanan terjal, sesal penuh khayal bila perjuangan ini terhenti pada sebuah posisi tanpa intuisi, entah pada siapa akan meminta klarifikasi atas semua yang terjadi, apakah perlu sanksi atau solusi padahal semua terjadi tanpa intervensi, murni atas salah pribadi untuk berhenti memberi akan arti perjalanan perjuangan hidup ini untuk sebuah mimpi. masihkah ada solusi? Jangan pernah berhenti untuk gapai mimpi ini. Terlalu mahal semua cita dan asa kita bila langkah ini terhenti.

Bintangku, dari sorot mata itu terpancar sinar langkahku, langkahku bergerak maju untuk sinarmu. Semoga sinarku juga sinarmu, memberi sinar pada langkahmu, hingga kelak sinar ini akan bersatu padu dalam sebuah rindu akan akhir perjuangan ini. Lihatlah saat itu, begitu indah nan megah karunia itu, lihatlah saat semua cita dan asa kita perlahan tecapai. Ingatkah bahwa kita adalah cahaya? Yang akan senantiasa menerangi seantero dunia dengan cahaya Qur’an dan Hadits.

Kala semuanya terasa pelik dan sulit. Teriaklah, menangislah… teriak dan menangis, teriaklah untuk membuktikan pada seluruh dunia bahwa kita tetap tegap dan tegar dalam perjuangan sehingga jagat rayapun menjadi saksi ketangguhan perjuangan kita... menangislah pada Dzat Penguasa alam, menangislah bahwa tak ada daya upaya tanpa pertolonganNya. Tangisan tak berarti lemah dan sedih teriakanpun tak berarti kalah dan pedih... Menangislah sebagai bentuk peraduan pada Sang Penguasa... Teriaklah buatlah mereka gentar akan keteguhan ini... saat awan mulai meliputi, dan cahayamupun tertutupi, teriaklah, saat itupun akan kutemui dan awanpun akan kusuruh pergi.

Tetap bergerak, never give up. Tidak pernah ada jaminan bahwa cahayaku cahayamu akan tetap terang benderang ada kala redup dan terang benderang mengalahkan semua cahaya di muka bumi ini. Redup? Terang? Kita adalah pengendali akan semua itu, kitalah cahaya itu. Sinar perjuangan itu tak boleh redup oleh kita. Kitalah pejuang akan beribu asa dan cita.

Semoga kita tetap tegar tak tergoyahkan oleh kerikil-kerikil berduri tajam, tetap sabar dan ikhlas dalam menapaki setiap jengkal langkah perjuangan ini dengan pahit manisnya... karena nikmat terbesar dari sebuah perjuangan adalah kemenangan dengan kesabaran, ikhlas serta optimisme akan pertolongan Allah dengan penuh keyakinan. Saat itulah keimanan benar-benar membuncah saat para pejuang sangat dekat dengan Sang Maha Kuasa akan segala perjuangan akan segenap isi alam. Saat itulah para kekasih Allah cemburu pada para pejuang karena begitu besar cintanya padaNya. Karena keikhlasan dan kesabaran kita dalam perjuangan ini.

Bintangku, jangan kau redupkan cahayamu, takkan kubiarkan awan dan mendung hitam menutupimu hingga cahayamu tak terpancar lagi. Tak kan pernah.

Allhumma yassir walaa tu’assir watammim bilkhoir, inna kulla ‘asiirin ‘alaika yasiir... Amien Ya Rabb...

Inna ma’al ‘usri yusroo...

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More