MI/M Soleh
Hal itu dikatakan Wakil Direktur Utama PT Bank BCA Tbk Yahya Setia Atmadja di Gedung Bank Indonesia, Jumat (22/1). Yahya menjelaskan, hasil deteksi timnya atas kasus pembobolan rekening sekitar 200 nasabah BCA dengan kerugian mencapai sekitar Rp5 miliar tersebut, menemukan bahwa porsi terbesar yaitu sekitar 90% penarikan dilakukan di Australia. Sekitar 5%-10% penarikan dideteksi dilakukan di Bali.
Ia mengungkapkan, untuk ATM BCA terdapat 13 lokasi di Bali yang dideteksi terdapat skimmer atau alat perekam data kartu dan PIN, diantaranya di ATM Bandara Ngurah Rai, Hotel Hard Rock Cafe dan beberapa mini market. Di samping itu, pihaknya juga mendeteksi adanya penarikan-penarikan dana secara signifikan di Toronto, Kanada. Kesemuanya, kata dia, dilakukan lewat jaringan Cirrus.
Untuk itu, selain mengungi transaksi dolar Australia, pihaknya juga memutuskan untuk memblokir transaksi dengan dolar Kanada. "Saat ini masih dikunci, nasabah yang ingin melakukan penarikan harus lapor terlebih dahulu," terangnya.
Yahya menanjutkan pemblokiran transaksi nasabah yang berada di Australia dan Kanada akan terus dilakukan dan kembali dibuka jika ada permintaan khusus dari nasabah BCA di kedua negara tersebut. "Saat ini dikunci dulu seterusnya. Akan dibuka kembali by request oleh masing-masing nasabah," terang dia. (*/OL-06)
0 comments:
Posting Komentar